Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ratusan Medical Professional Ikuti Webinar Regenesis Open Education

        Ratusan Medical Professional Ikuti Webinar Regenesis Open Education Kredit Foto: Regenesis Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Regenesis Open Education (ROE) adalah sebuah platform edukasi dibawah PT Regenesi Indonesia. Hadir untuk memenuhi kebutuhan para dokter dari semua spesialisasi, perawat, bidan, terapis dan para pengusaha bisnis estetik di seluruh Indonesia untuk pengembangan pengalaman, pendidikan dan pelatihan dengan  prosedur, teknik, produk, dan teknologi terdepan yang harapannya  dapat diaplikasikan dalam praktik sehari-hari dan diakui sebagai pemimpin di bidangnya.

        ROE kembali menyelenggarakan edukasi secara online (webinar). Kali ini ROE membawakan tema tentang sunscreen.

        Alasan mengapa ROE menganggap penting sunscreen untuk diangkat menjadi sebuah topik diskusi adalah karena adanya update terbaru dan juga dimasa pandemi ini menjadi suatu hal yang umum dibicarakan namun banyak hal yang butuh diluruskan.

        Diharapkan dengan diadakannya webinar ini, rekan sejawat dokter dan juga tidak menutup masyarakat awam akan menjadi lebih paham dan memiliki kesamaan persepsi tentang pentingnya sunscreen dan bagaimana aplikasinya. Terlebih lagi di masa pandemi sunbathing (berjemur) menjadi suatu keharusan, dan ini merupakan momen yang tepat untuk membahas tentang sunscreen. 

        ROE mengundang pembicara dan juga moderator yang merupakan ahli dan berpengalaman di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Goh Chee Leok, beliau merupakan kepala departemen kulit dan kelamin di National University Hospital Singapura.

        Kemudian Prof. Cita R.S Prakoeswa, MD, Ph.D, FINSDV, FAADV. Beliau merupakan Pimpinan bidang Edukasi Profesional dan Penelitian Rumah Sakit Pendidikan Dr Soetomo dsb. Juga dr. Sondang Panjaitan Sirait Sp.KK (K), Mpd. Ked sebagai moderator merupakan Kepala Divisi Dermatopatologi, KSM Dermatologi dan Venereologi FKUI/RSCM. Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui zoom webinar platform. 

        Diskusi dimulai dengan penjelasan awal yaitu paparan radiasi ultraviolet dari sinar matahari akan menyebabkan kerusakan pada kulit, sebagai organ terbesar dari tubuh. Kerusakan akibat sinar matahari dinamakan photodamaged.

        Perbedaan spektrum UV menyebabkan kerusakan yang berbeda di kulit. Ultraviolet berdasarkan panjang gelombangnya dibagi menjadi 3 yaitu, UVA, UVB, dan UVC.

        UVA mendominasi 95% masuk ke permukaan bumi dan menembus ozon, awan juga jendela kaca. Berperan dalam menyebabkan photoaging dan resiko kanker kulit. Sedangkan UVB 5% dari sinar matahari yang masuk dan umumnya terserap ozon dan awan. Menyebabkan kulit terbakar dan gelap.

        Efek fotoprotektif sunscreen ditentukan oleh nilai SPF (sun protection factor) proteksi terhadap UVB dan PA (protection grade of UVA). Semakin besar  nilai SPF, sinar UV yang masuk dan terserap di kulit akan lebih sedikit.

        Yang utama adalah menggunakan sunscreen dengan proteksi luas untuk UVA dan UVB, dan nilai SPF yang tinggi. Juga menggunakan sunscreen dalam jumlah yang cukup, jangan terlalu sedikit. Yaitu sebanyak 1-2 sdt untuk area wajah dan leher, 2-3 sdt untuk area tubuh (2 mg/cm2). Reaplikasi merupakan keharusan, terutama setelah berenang, berkeringat, atau menggosok area tubuh/wajah. 

        Jenis sunscreen terbagi menjadi dua, yaitu physical dan chemical. Physical sunscreen umumnya berwarna putih, dengan kandungan titanium oxide dan zinc oxide. Bekerja dengan memantulkan radiasi UV.

        Karena bersifat fotostabil (stabil terhadap panas) direkomendasikan penggunaannya untuk anak. Sedangkan chemical sunscreen umumnya berwarna menyerupai dasar bedak, bekerja dengan menyerap radiasi UV dan mengubahnya menjadi panas. Kandungannya antara lain avobenzone, oxybenzone (resiko alergi) dll. 

        Perhatian khusus untuk penggunaan sunscreen pada pasien di Indonesia. Karena Indonesia merupakan daerah tropis dengan pajanan matahari yang tinggi dapat menyebabkan penuaan dini, sunburn, dan resiko kanker kulit. Persepsi yang salah yang umum terjadi seperti : 

        • menggunakan SPF lebih tinggi dari 50 lebih baik, padahal antara SPF 50 dan 100 masing menyaring 98% dan 99% sinar UV. Pemakaian ulang adalah yang terbaik

        • Tidak menggunakan sunscreen dalam jumlah yang cukup (terlalu sedikit)

        • Pencegahan kanker kulit tidak hanya dengan sunscreen, namun gunakan pakaian pelindung dan juga topi, juga mengetahui faktor risiko lain penyebab kanker kulit

        • Resiko kanker kulit juga dapat terjadi pada orang dengan warna kulit gelap, walau persentasenya kecil

        • Penggunaan sunscreen (tunggal) tidak menghambat penyerapan vit D. vitamin D terbentuk akibat paparan sinar UVB. Dengan menggunakan sunscreen dengan SPF tinggi, perpanjang waktu paparan sinar matahari (berjemur) untuk mendapatkan penyerapan vitamin D yang adekuat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: