Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi Global Menggeliat, Jokowi Harap Ekonomi Nasional Ikut Terkerek

        Ekonomi Global Menggeliat, Jokowi Harap Ekonomi Nasional Ikut Terkerek Kredit Foto: Rakyat Merdeka
        Warta Ekonomi -

        Sejumlah negara mengalami pertumbuhan positif tahun ini. Seiring dengan membaiknya perekonomian global tersebut, Presiden Jokowi ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia juga membaik, meski masih dalam masa pandemi Covid-19.

        Jokowi mengatakan, ekonomi global mulai menunjukkan pe­mulihan signifikan. Terlihat dari perbaikan aktivitas industri manufaktur, menggeliatnya laju ekspor dan impor serta mening­katnya harga komoditas.

        “Untuk itu, kebijakan yang diambil pemerintah selalu me­nyeimbangkan antara kepentingan aspek kesehatan dan ekono­mi,” kata Jokowi di Jakarta. Baca Juga: Agenda Jokowi di Bandung Gak Kaleng-Kaleng, Ridwan Kamil Sampai Izin Pihak Istana

        Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, sejalan dengan menurunnya penularan Covid- 19 varian Delta di Indonesia sejak awal Agustus 2021, per­ekonomian nasional juga mulai menunjukkan tren positif.

        Meski begitu, Indonesia juga harus mewaspadai pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV akibat dampak Pember­lakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

        Jokowi berharap, Indonesia mampu menggunakan momen­tum krisis untuk mempercepat transformasi ekonomi. Serta mengubah ketergantungan per­tumbuhan ekonomi dari sektor konsumsi ke sektor produksi.

        “Semua komoditas yang ada didorong untuk industrialisasi, hilirisasi,” kata Jokowi.

        Sementara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mem­proyeksikan pertumbuhan ekono­mi di kawasan ASEAN (Associa­tion of Southeast Asian Nations) 4,3 persen, dan meningkat men­jadi 6,3 persen pada 2022.

        Meski begitu, berbagai negara yang mengalami kontraksi ekono­mi tidak sepenuhnya bisa mengalami fase pertumbuhan cepat.

        Terbukti Malaysia, Filipina dan Singapura capaian Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)- nya masih belum melewati fase sebelum Covid-19.

        “Kondisi ini berbeda dengan Amerika Serikat yang GDP-nya sudah berhasil melewati masa sebelum Covid-19. Hal ini didorong dengan kemampuan fiskal yang dimilikinya,” tutur Sri Mulyani.

        Sri Mulyani mengatakan, yang patut disyukuri adalah Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa melewati masa pre Covid-19. Pertumbuhan ekonomi pada kuar­tal II-2021 7,07 persen. Jauh lebih tinggi dari perekonomian di 2019 yang berada di level 5 persen.

        “Apa yang kita capai dalam penanganan Covid maupun ke­bijakan tertentu menjadi bekal untuk kita terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan kebijakan,” ujarnya. Baca Juga: Dongkrak Pemulihan Ekonomi, Saatnya Pasar Modal jadi Pemain Utama

        Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy mengatakan, sejak awal 2021, perekonomian global memang diproyeksikan akan tumbuh lebih baik. Proyeksi ini sudah dikeluarkan oleh beberapa lem­baga internasional.

        Hal ini kemudian terkonfir­masi dari pertumbuhan ekspor di bulan Juli, baik itu produk pertanian, industri dan hasil tam­bang yang semuanya mengalami pertumbuhan secara tahunan dibandingkan tahun lalu.

        “Yang diperlukan pemerintah adalah mempertahankan mo­mentum pertumbuhan ekspor yang sudah didapatkan sejak akhir tahun 2020,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, ke­marin.

        Caranya, lanjut Yusuf, dengan mendorong produksi pada komoditas unggulan, seperti minyak sawit dan batubara. Tentu ini dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan konsumsi di dalam negeri.

        Yang tidak kalah penting juga, ujar Yusuf, tidak hanya fokus pada global, tetapi mendorong proses pemulihan ekono­mi domestik seperti konsumsi masyarakat dan juga investasi. Terutama setelah masa PPKM darurat selesai dan sekarang PPKM dengan Level.

        “Proses reopening yang tengah dilakukan secara bertahap harus dilakukan dengan mem­percepat proses vaksinasi dan meningkatkan kapasitas test, tracing dan isolasi,” pungkas Yusuf.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: