Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kalau Gatal Akibat Gigitan Nyamuk Jangan Digaruk, Ini Akibatnya

        Kalau Gatal Akibat Gigitan Nyamuk Jangan Digaruk, Ini Akibatnya Kredit Foto: Republika
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gatal yang disebabkan oleh gigitan nyamuk memang cukup mengganggu. Tak jarang kita langsung menggaruk area yang gatal tersebut, meski sebetulnya cara itu tidak disarankan oleh dokter.

        Menggaruk akan melepaskan histamin yang menyebabkan bekas gigitan nyamuk menjadi lebih gatal dan membuat luka sembuh lebih lama. Sebaiknya, oleskan losion kalamin atau krim antigatal alih-alih menggaruknya.

        Baca Juga: Sedang Diet? Yuk Optimalkan dengan Mengonsumsi Seledri, Ini Manfaatnya

        "Kebanyakan losion dan krim menciptakan sensasi dingin yang untuk sementara meredakan gatal dan ketidaknyamanan," kata kepala bagian kedokteran dan sains di Dermapharm, Tim Mentel, dikutip dari laman Insider, Kamis.

        Selain losion kalamin, gatal akibat gigitan nyamuk bisa diredakan menggunakan lkrim hidrokortison dan antihistamin. Krim hidrokortison boleh dipakai jika Anda belum menggaruk sama sekali, karena krim ini tidak boleh dioleskan pada kulit yang rusak.

        Sementara itu, krim antihistamin bekerja dengan melawan pelepasan histamin tubuh untuk mengurangi rasa gatal. Namun, sebelum menggunakan krim ini, Anda harus berkonsultasi dengan dokter, karena dalam beberapa kasus, mungkin memiliki efek samping yang merugikan.

        Antihistamin juga dapat diminum sebagai tablet oral. Krim mungkin bekerja lebih baik untuk meredakan gatal dan akan membantu menghindari efek samping seperti kantuk, yang umum terjadi pada antihistamin oral. Namun, antihistamin oral masih bisa membantu.

        "Antihistamin oral dapat meredakan rasa gatal dan tersedia tanpa resep," kata Dokter spesialis kulit di Stony Brook University Hospital New York, Tara L Kaufmann.

        Selain dengan krim atau obat-obatan, Anda juga mengompres area yang gatal dengan air es atau panas. Menurut Mentel, mengompres dapat mengatasi rasa gatal dan membuatnya lebih cepat sembuh. Untuk durasi kompres air dingin disarankan selama 10 menit, sementara air hangat selama 3-5 detik sekali.

        Baca Juga: Studi: Folat Berperan Besar dalam Mencegah Penyakit Alzheimer

        “Tapi jangan terlalu panas atau dingin juga. Sebab jika terlalu panas, Anda bisa berisiko terbakar, sementara terlalu dingin bisa mengiritasi kulit. Jadi pakai kompresan air yang cukup panas atau dingin untuk mengalihkan perhatian dari rasa gatal, namun tetap aman,” kata dia.

        Sebagian besar gigitan nyamuk hanya mengganggu sementara dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu seminggu. Namun, jika Anda mengalami demam, gejala seperti flu, atau iritasi, maka itu bisa menjadi tanda infeksi bakteri, dan Anda harus mencari bantuan medis.

        Demam atau gejala seperti flu juga dapat menunjukkan bahwa Anda telah tertular penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti virus West Nile (WNV) dan Eastern Equine Encephalitis (EEE).

        Baca Juga: Jangan Abai! Mengalami Memar di Kaki, Gadis 4 Tahun Ini Ternyata Mengidap Leukemia

        Meskipun jarang, EEE menjadi infeksi paling umum di sepanjang pantai Atlantik dan Teluk Amerika. WNV lebih umum di AS, di mana diperkirakan 1 dari 150 orang yang terinfeksi mengembangkan penyakit serius.

        Lalu bagaimana cara menghindari gigitan nyamuk? Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk.

        1. Hindari area dengan genangan air terutama saat senja dan malam hari, di mana nyamuk sedang aktif-aktifnya.

        2. Gunakan obat nyamuk atau semprotan serangga yang mengandung DEET, pada konsentrasi 10 persen hingga 35 persen. Biasanya, nyamuk menggigit dengan mendeteksi zat seperti karbon dioksida. DEET mengganggu kemampuan nyamuk untuk mengidentifikasi zat-zat tersebut, membuat mereka cenderung tidak bisa menggigit Anda.

        3. Tutupi kulit yang terbuka dengan memakai baju lengan panjang dan celana panjang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: