Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron meminta kepada Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra untuk tidak mengurusi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partainya.
"Bang YIM (Yusril Ihza Mahendra), AD/ART PD itu urusan rumah tangga kami," tegas Herman dalam akun Twitter-nya @akang_hero sebagaimana dikutip AKURAT.CO, Jakarta, Minggu (26/9/2021).
Baca Juga: Politikus Demokrat Kembali Sindir Yusril yang Bela Kubu Moeldoko: Hukum atau Politik?
Herman mengatakan, Partai Demokrat yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi tersusun dan disahkan oleh pemerintah.
"Keluarga besar kami yang susun dan sahkan, ketika sudah disahkan oleh pemerintah, selesai, sah dan dijalankan," ujarnya.
"Bang YIM, AD/ART PD itu urusan rumah tangga kami, keluarga besar kami yang susun dan sahkan, ketika sudah disahkan oleh pemerintah, selesai, sah dan dijalankan. Bang YIM pasti paham karena sepertihalnya AD/ART PBB partai yang bang yusril pimpin, AD/ART menjadi kebutuhan internal.
Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra membenarkan dirinya menjadi menjadi kuasa hukum dan kantor hukumnya IHZA&IHZA LAW FIRM SCBD-BALI OFFICE, mewakili empat orang dari Partai Demokrat kubu Moeldoko yang mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung mengenai AD/ART PD.
Politikus PD bereaksi terhadap Yusril. Yusril merasa reaksi para politikus PD itu seperti serangan dewa mabuk.
"Tidaklah tepat para kader PD menyerang pribadi saya. Mereka seperti kehabisan argumen untuk membantah, lantas menggunakan 'jurus dewa mabok' untuk melawan. Saya kira, cara-cara seperti itu bukanlah cara yang sehat dalam membangun hukum dan demokrasi," kata Yusril saat dimintai tanggapan oleh wartawan, Jakarta, Sabtu (25/9/2021).
Yusril menyarankan PD menyiapkan 'pendekar-pendekar hukum' untuk menghadapi judicial review AD/ART PD di MA. Yusril tahu ada nama-nama kelas berat di PD yang tergolong sebagai jagoan hukum.
"Mereka punya orang-orang sekaliber Amir Syamsudin dan Benny K Harman, yang saya yakin mampu berargumen secara hukum. Bukan ungkit sana, ungkit sini. Serang sana, serang sini tidak tentu arah," kata Yusril.
Untuk membandingkan posisinya saat ini, Yusril menceritakan saat dia menjadi kuasa hukum Aburizal Bakrie (Ical) dari Partai Golkar. Saat itu, Golkar juga sedang dilanda konflik internal. Di seberang Ical saat itu ada kubu Agung Laksono. Saat itu, Yusril merasa tak ada yang menyerangnya sebagaimana saat ini dia diserang politikus PD.
"Saya kira kader-kader PD, seperti Andi Arief dan Rachland Nasidik, seyogianya mampu menunjukkan kedewasaan dalam bersikap," pungkas Yusril.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq