Duet Milenial di Balik Penguasa Pasar GPS Tracker

Warta Ekonomi, Jakarta -

Bicara keberadaan GPS tracker di Indonesia, tak akan bisa dilepaskan dari GPS Fox Logger. Peranti GPS berbasis IoT (internet of things) ini adalah market leader di Tanah Air dengan penjualan yang stabil, malah meningkat di masa pandemi ini.

Pada semester I/2021, product sold (unit terjual) GPS Fox Logger melonjak 79,4% (mendekati 50 ribu unit), dibandingkan Januari-Juni 2020 (25.530 unit). 

Berkembang pesatnya Fox Logger sebagai penguasa pasar GPS Indonesia tak bisa dilepaskan dari dua sosok pendirinya, Alamsyah Cheung dan Darren Suciono. Dua milenial ini bahu-membahu membangun produk ini dari titik nol hingga berkibar sebesar sekarang. 

Sebelum menjadi entrepreneur, Alamsyah (kelahiran 1987) adalah seorang salesman keliling sebuah produk GPS untuk kendaraan roda empat. Sambil kuliah di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, anak muda energik ini menjajakan produk GPS di pasar-pasar otomotif, terutama di seputaran pasar mobil Kemayoran dan ITC Fatmawati, Jakarta. 

"Saya tinggal pasarkan barang punya bos, nanti dapat cuan dari selisih harga jual,” katanya.

Apalagi dia mencium peluang besar untuk memasarkan produk miliknya sendiri, alih-alih memasarkan produk milik orang lain. Saat itu dia melihat kian besarnya populasi kendaraan bermotor di Indonesia ternyata belum berjalan seiring dengan aspek keamanannya, terutama dalam menghindari aksi pencurian. 

Meyakini besarnya potensi bisnis, akhirnya Alamsyah menggandeng Darren – seorang alumnus President University yang ahli online marketing, untuk bersama-sama meluncurkan produk GPS tracker  kendaraan dengan menawarkan banyak manfaat: tidak hanya aspek keamanan tapi juga efisiensi dan produktivitas. 

"Sebab, data real time yang disajikan GPS tracker akan memberikan informasi posisi kendaraan secara presisi, yang tentunya bisa membantu melacak kendaraan seandainya terjadi pencurian. Selain itu, GPS tracker juga membantu produktivitas serta efisiensi kendaraan karena lewat tracking yang terpampang jelas, rute kendaraan bisa diatur,” ujar Alamsyah, CEO Fox Logger Indonesia.

Tahun 2015, mereka mengibarkan Fox Logger Indonesia, sementara produknya diberi merek Fox Logger GPS Technology. Sejak awal diluncurkan, produk GPS tracker milik kedua anak muda ini bisa dikatakan menjadi produk anak bangsa.

Bersama dengan Darren beserta para teknisi lokal, Alamsyah menghadirkan produk yang software-nya digarap sendiri, tidak membeli atau menyewa dari provider luar negeri.

"Ini murni produk anak bangsa,” ujar Darren penuh kebanggaan.

Menyadari kepercayaan pelanggan sangat penting, sejak awal Alamsyah dan Darren membangun sistem 24 jam untuk berkomunikasi dan merespons keluhan pelanggan. Mereka menyiapkan tenaga customer service  yang andal untuk menanggapi setiap keluhan atau pertanyaan yang masuk.

"Kami percaya, bisnis itu seringkali tumbuh dari word of mouth yang baik. Kalau pelanggan puas, mereka akan merekomendasikannya ke pihak lain,” papar Alamsyah.

Meski awalnya tertatih-tatih, Fox Logger GPS Technology akhirnya berhasil meraih banyak kepercayaan, dan faktanya, tak sedikit yang datang menjadi klien lantaran rekomendasi pihak pengguna sebelumnya.

Kebahagiaan mereka bertambah kalau ketika ada yang bilang bahwa mereka dapat rekomendasi dari pihak lain.

Itu artinya, timpal Alamsyah, produk mereka berhasil memberikan manfaat atau keuntungan bagi klien. Sejak awal mereka memiliki berprinsip: make customer happy first, then profit will come to you.

Tanda-tanda keberhasilan yang besar adalah saat konsumen dengan senang hati merekomendasikan produk mereka kepada teman-teman atau orang lain.

Kebanyakan yang menjadi klien adalah perusahaan, juga pemerintah daerah. Fox Logger GPS Technology terutama digunakan oleh perusahaan transportasi dan logistik demi melacak serta mengatur rute kendaraan mereka.

Adapun kalangan pemerintah daerah memanfaatkan tracker ini untuk membantu terciptanya smart city dan armada pelayanan sosial yang mumpuni. 

Salah satunya adalah Pemprov DKI yang memanfaatkan Fox Logger GPS Technology untuk truk sampah dan bus sekolah. Alamsyah dan Darren juga makin dipercayai para leasing company yang membutuhkan alat untuk perlindungan keamanan atau melacak keberadaan kendaraan jika terjadi pencurian.

"Kami bangga produk anak bangsa ini menjadi kepercayaan perusahaan dan pemerintahan,” Alamsyah berujar.

Lewat beberapa tahun berjalan, dengan basis teknologi IoT, duet Alamsyah dan Darren tidak berhenti pada GPS tracker. Sebagai startup, Fox Logger Indonesia mereka upayakan menjadi perusahaan yang lincah berinovasi. Di antaranya mereka memasarkan GPS tracker untuk jemaah umroh/haji, narapidana, termasuk juga untuk penderita Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri.

Ini bisa dilakukan karena kemampuan tracking secara real time memang memungkinkan memberikan informasi tentang posisi yang tepat, bukan saja kendaraan tapi juga manusia sehingga bisa diketahui keberadaannya secara tepat.

Sebagai anak-anak muda yang telah berhasil mengibarkan bisnis dari titik nol, baik Alamsyah maupun Darren punya lima tips utama buat anak-anak muda lain yang ingin menjadi entrepreneur. Pertama, fokus pada bisnis yang digeluti dengan target pasar yang jelas.

Kedua, memiliki team work yang kuat. Ketiga, jangan mudah puas. Keempat, rajin meluaskan jejaring. Kelima, jangan menampik rezeki hanya karena menganggap kecil.

“Kami sering kali mendapat keuntungan besar yang bermula dari pintu masuk keuntungan yang kecil, alias rekomendasi,” ujar Alamsyah sambil tersenyum lebar.

Kini, setelah 6 tahun berjalan, baik Alamsyah dan Darren tak mau cerita Fox Logger berjalan stagnan. Mereka mengaku memiliki cita-cita besar. Dalam kurun 3-4 tahun ke depan, katanya, mereka ingin Fox Logger Indonesia bisa menjadi pemain terbesar di Asia Tenggara dan IPO di Bursa Efek Indonesia dengan valuasi Rp 1 triliun.

Mereka ingin mengikuti jejak sejumlah perusahaan teknologi nasional seperti Bukalapak, Zyrex, Anabatic, Telefast Indonesia, dan perusahaan aggregator voucher diskon, PT Trimegah Karya Pratama Tbk, yang lebih dikenal dengan Ultra Voucher, yang belum lama IPO.

"Kami mengarah ke sana, semoga, soakan saja,” kata Darren penuh optimisme.

Untuk menuju ke arah itu, keduanya kini terus berbenah dan meningkatkan skil SDM, juga memantapkan infrastruktur perusahaan. Salah satunya yang tengah disiapkan adalah membangun Fox Logger Tower di bilangan Cideng, Jakarta.

Kelak, dari sinilah mereka akan mengoperasionalkan perusahaan, mulai dari memasarkan sampai memonitor segala hal yang terkait produk dan pelanggan.

Melihat ke belakang di tahun 2015, mereka mengaku tak menyangka Fox Logger bisa secepat itu. Hal itu uga membuat mereka harus makin waspada karena persaingan akan semakin keras.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: