Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gatot Nurmantyo Dianggap Terlalu Gopoh, Bombastis dan Bikin Gaduh

        Gatot Nurmantyo Dianggap Terlalu Gopoh, Bombastis dan Bikin Gaduh Kredit Foto: GenPI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar angkat bicara mengenai pernyataan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo mengenai PKI yang menyusupi Tubuh TNI.

        Dalam wawancara dengan host Sapa Indonesia Malam Yang yang diunggah di YouTube, Selasa (28/9), Agum menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan itu.

        Baca Juga: Gatot Nurmantyo Gaungkan Isu PKI, Lagi Cari Panggung Ya...

        “Begini ya, TNI baik itu yang masih aktif maupun yang sudah purnatugas, pedomannya satu; Sapta Marga,” katanya. 

        Agum yang pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus itu  menyebut, di butir pertama pedoman itu menyebut bahwa prajurit TNI bersendikan Pancasila.

        “Butir kedua, kami patriot Indonesia pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah,” tegasnya.

        Dia mengatakan, kekuatan dari mana pun yang ingin menggantikan NKRI dan Pancasila adalah musuh negara.

        “Tidak mungkin anggota TNI akan termakan oleh susupan seperti ini,” ujar Menteri Pertahanan era Presiden Abdurahman Wahid ini. 

        Dia lantas menyebut Gatot Nurmantyo terlalu terburu-buru mengeluarkan pernyataan mengenai TNI yang disusupi PKI.

        Ini terlalu gopoh ya  saudara Gatot Nurmantyo ini. Kalau memang situasinya seperti itu, sebagai senior dia bisa menanyakan, klarifikasi kepada juniornya, Letnan Jenderal Dudung Abdurachman itu,” tegas dia.

        Agum mengatakan Gatot seharusnya melakukan kralifikasi alih-alih membuat pernyataan bombastis yang mengundang kegaduhan.

        Sebelumnya dalam webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9), Gatot  menyebut TNI telah disusupi oleh PKI.

        Ucapannya itu dikarenakan raibnya patung diorama  Soeharto dan para Pahlawan Revolusi dari markas Kostrad.

        “Baru akhir-akhir ini disampaikan bahwa diorama bukan hanya patung Pak Harto, patung Pak Sarwo Edhie, sama Pak Nasution, tetapi juga tujuh pahlawan revolusi sudah tidak ada di sana,” kata Gatot yng pernah menjabat Pangkostrad itu.

        Namun ucapan Gatot itu langsung dibantah oleh Pangkostrad Letjed TNI Dudung Abdurachman.

        Tudingan Gatot bahkan dianggap Dudung sebagai fitnahan keji

        Sebab, patung-patung tersebut diambil oleh penggagasnya, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: