Gerindra Terus Kumandangkan Prabowo Capres 2024, PDIP, Tunjukkan Mana Tandukmu!
Partai Gerindra sudah ancang-ancang menghadapi Pilpres 2024. Partai Kepala Garuda itu, terus mengumandangkan ketua umumnya: Prabowo Subianto akan nyapres lagi di 2024. Sementara PDIP, sebagai pemenang pemilu 2019 dan bisa ngusung capres sendiri, justru masih diam saja. Ayo Banteng, tunjukkan tandukmu!
Gencarnya Gerindra menggaungkan Prabowo buat nyapres lagi terlihat dari pernyataan sejumlah elitenya yang meminta kader di daerah untuk mulai bergerak. Mereka juga kepingin partainya naik kelas, dari runner-up jadi juara satu. Menggeser PDIP.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan, Prabowo akan maju kembali di 2024. Pernyataan itu disampaikan saat merespons permintaan peserta Rakorda DPD Gerindra Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (9/10). Dalam Rakorda itu disebutkan, DPD Gerindra Sulsel menjamin akan memenangkan Prabowo mulai dari DPD, DPC, PAC hingga ranting.
Baca Juga: Mas Ganjar Bikin PDI Perjuangan Serba Salah, Bu Mega Dilema Berat
“Saya katakan, 2024 Pak Prabowo Insya Allah akan maju dalam laga pilpres," ungkap Muzani, dalam keterangan tertulis, kemarin.
Dia bilang, kembali majunya Prabowo dikarenakan masifnya permintaan dari para kader. Selain itu, masih ada cita-cita partai yang belum terwujud. "Majunya beliau karena begitu besar harapan rakyat. Pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud," lanjut Wakil Ketua MPR ini.
Muzani pun berjanji akan meneruskan permintaan DPD Sulsel itu ke Prabowo. "Dengan tidak mendahului jawaban beliau, saya katakan sekali lagi, Insya Allah Pak Prabowo akan maju di Pilpres 2024," tegasnya.
Agar Prabowo bisa menang di Pilpres 2024, Muzani kemudian mematok target ke DPD Sulsel. Kata dia, di Sulsel, Prabowo harus menang 65 persen. Lebih besar dari capaian Pilpres 2019, yakni 57 persen. "Saudara harus menjadi faktor penentu kemenangan bagi Pak Prabowo," perintahnya.
Optimisme Muzani bahwa suara Prabowo bisa naik lagi didasari tingginya elektabilitas Menteri Pertahanan itu, dalam berbagai survei nasional belakangan ini. Bahkan, Muzani tak ragu mengatakan, sekarang adalah momentum yang tepat untuk menempatkan ketua umum di kursi top eksekutif: presiden. "Tapi, kita jangan jadi bagian menjadi penyebab masyarakat tidak memilih beliau. Semua kesalahan kita harus kita perbaiki," tandasnya.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan hal serupa. Wakil Ketua DPR ini meminta kadernya di Dapil Banten III mulai memanaskan mesin partai. Apalagi, kasus Covid-19 mulai melandai. “Walaupun pemilu masih lama, tetapi sudah bermunculan partai-partai baru, sudah mulai juga pertarungan menuju Pilpres 2024,” kata Sufmi.
Ia juga mengompori kadernya agar langsung action, bukan cuma di mulut saja. Dengan aksi nyata itu, Gerindra bisa memimpin negeri ini. "Kalau mau, ya mbok jangan hanya diucapkan di mulut. Caranya perolehan Pileg dan Pilpres harus lebih tinggi dari sekarang,” tegas Sufmi. "Siap!" sahut para kader Gerindra.
Ia juga memamerkan tingginya elektabilitas Prabowo di sejumlah lembaga survei. Sayangnya, kata dia, belum diimbangi dengan perolehan suara partai yang masih di kisaran dua atau tiga besar. Jika bisa diimbangi, partainya ke depan bisa juara satu. "Kalau sudah sebanding lurus, Insya Allah Pak Prabowo bisa jadi presiden, partai kita pemenang pemilu," yakinnya.
Lalu, bagaimana sikap PDIP? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya tak mau tergopoh-gopoh. Ia tak panas dengan aksi sejumlah partai, termasuk Gerindra, yang mulai mengumandangkan masing-masing jagoannya di Pilpres mendatang.
Hasto beralasan, Pilpres 2024 masih sangat jauh. Perjalanannya masih panjang. "Tahapan Pileg dan Pilpres saja belum ditetapkan dan masih terjadi perdebatan," katanya, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Hasto beranggapan, cepat atau tidak bukan tolok ukur yang tepat dalam menjagokan calon presiden yang akan diusung di Pilpres mendatang. "Jadi, untuk menetapkan calon pemimpin negara itu tolok ukurnya pada kualitas pemimpin dan momentum, bukan pada cepat tidaknya," sambungnya.
Meskipun begitu, bukan berarti Banteng diam saja dan berleha-leha. Kata Hasto, akan ada momentum yang tepat bagi PDIP untuk menunjukkan tanduknya. "Yang penting, konsolidasi partai terus dilakukan," tegas Hasto.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menduga, sikap PDIP seperti ini karena menginginkan Puan untuk diusung. Sayangnya, elektabilitas Puan belum nendang.
Makanya, PDIP saat ini terkesan pasif ,untuk urusan 2024. “PDIP sepertinya masih terus membaca peta sambil secara perlahan terus dorong Puan agar naik elektabilitasnya," kata Adi, ketika dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Baca Juga: Terang Benderang! Latar Belakang Profesor Singapura Pemuji Jokowi Terbongkar, Rupanya...
Sementara, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Prof Maswadi Rauf memandang, PDIP sudah kalah start. Dia menyatakan, sudah waktunya parpol menyodorkan jagoannya untuk Pilpres 2024. "Capres itu kan harus dikenal rakyat dari awal. Jadi, jangan tiba-tiba muncul. Itu strategi nggak bagus," kata Prof Maswadi, tadi malam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti