Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Telkom Bakal Terapkan Digitalisasi di Kampung Patin Sumatera Selatan

        Telkom Bakal Terapkan Digitalisasi di Kampung Patin Sumatera Selatan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        PT Telkom Indonesia melalui aplikasi digital agrikultur, Agree, bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan berencana mendigitalisasi Kampung Patin.  

        Bupati Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah mengatakan, daerahnya selama ini memang sudah terkenal dengan potensi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Karenanya, kehadiran Agree dapat makin meningkatkan dan memajukan potensi tersebut.

        Baca Juga: Catat Baik-Baik! Begini Trik Agar Lolos Seleksi Rekrutmen Telkom 2021

        "Kerjasama ini bisa untuk lakukan tugas dari Kementerian dan dapat dicontoh oleh daerah lainnya. Mudah-mudahan kita semua dapat bermanfaat bagi masyarakat," kata Lanosin Hamzah dalam keterangan resminya, Selasa (19/11/2021).

        Baca Juga: Telkom CorpU Gaet Huawei Kembangkan Kurikulum Data Science

        Dia menilai, dengan adanya kerja sama ini, maka semua pihak dapat bersinergi dengan baik guna mempercepat digitalisasi di Kampung Patin OKU Timur.

        Apalagi sebelumnya, kata Lanosin, dalam kunjungan tersebut juga diserahkan penyerahan bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk Koperasi Mina Mandiri serta bantuan alat  pakan senilai Rp20 milyar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ke Koperasi Mina Mandiri.

        Bupati OKU Timur menjelaskan, OKU Timur sebelumnya telah masuk enam kabupaten di Indonesia yang terpilih menjadi lumbung pangan binaan KKP.

        "Pemerintah tidak hanya memikirkan produksi tetapi juga memikirkan industri hilirnya, seperti menghasilkan filet ikan patin dan nugget ikan. Kalau pengelolaan budi daya Kampung Patin ini baik dan sukses, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan membantu pemasaran industri hilirnya,” ungkapnya.

        Agree sebelumnya fokus ke digitalisasi pertanian dan perkebunan, saat ini sudah tersebar di 30 sentra pertanian mulai dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

        Prinsipnya utama aplikasi ponsel cerdas ini adalah memungkinkan pemangku kepentingan seperti petani, off taker (pembeli), pasar, penyedia saprotan, pembeli, pemodal, dan lainnya untuk dapat saling terhubung melalui platform digital.

        Agree juga menyediakan layanan dalam mendata petani beserta, kemudian menghubungkan dengan perbankan guna peroleh dukungan pemodalan.

        Maka itu, digitalisasi Kampung Patin dilakukan antara lain offtaker bukan sekedar membeli hasil perikanan, namun sekaligus mendampingi peternak ikan dari proses pra-tanam hingga pasca-panen, termasuk menyediakan sarana produksi perikanan.

        Offtaker bisa memonitor proses budidaya di aplikasi Agree berdasarkan data yang diinput oleh peternak, seperti kapan tanam, kapan kasih nutrisi, kapan panen, menyerap hasil panen, dan banyak lagi. 

        Adapun cara Agree dengan menghubungkan petani dan offtaker ini dinilai mampu menarik para milenial bisa bargabung untuk mendigitalkan petani dan offtaker. Saat ini, Agree sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan dan peningkatan wawasan (agree knowledge) yang kedepannya akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian.

        Dengan memberikan sentuhan digital kepada sektor pertanian, diharapkan proses budidaya pertanian menjadi lebih mudah dikelola, efektif, dan efisien, sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanian Indonesia. 

        Sebelumnya, Direktur Pembenihan KKP, Nono Hartanto mengatakan, progres Kampung Patin di OKU Timur sudah berjalan dengan baik dan mulai akan beroperasi di tahun 2022.

        KKP sudah menyiapkan dukungan untuk kampung budi daya patin ini, di antaranya ekskavator dan mesin pakan mandiri yang bisa memproduksi pakan 1 sampai 2 kilogram per jam.

        Nono menjelaskan, berbagai bantuan tersebut dalam upaya membentuk kemandirian. Dengan adanya pakan yang mandiri, benih yang mandiri, maka akan menambah profit bagi pembudidaya ikan patin.

        “Tim KKP sudah melakukan survei dan melihat Balai Benih Ikan yang ada di OKU Timur memiliki potensi benih secara mandiri, hanya saja perlu perbaikan dari sisi manajemen dan SDM-nya. KKP sendiri akan siap membantu melalui UPT Perikanan Air Tawar yang ada di Provinsi Jambi untuk mem-backup induk yang unggul,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: