Hati-hati! Kandungan Satu Ini dalam Suplemen Berisiko Sebabkan Penyakit Mematikan Hal Ini karena…
Suplemen selama ini dikonsumsi banyak orang untuk mengoptimalkan kondisi kesehatan . Meski demikian tentu suplemen bukan satu-satunya faktor untuk mencapai kesehatan.
Suplemen pun banyak ragamnya, mulai dari penambah stamina, menambah vitamin, dan kondisi kesehatan lainnya. Sejauh suplemen tersebut sesuai terlebih mendapat rekomendasi kesehatan oleh dokter, maka konsumsi suplemen tersebut tergolong baik.
Baca Juga: Meski Boleh, Penderita Diabetes Tidak Boleh Asal Makan Pisang, Pilih yang…
Namun Anda harus mulai waspada karena ternyata ada kandungan dalam suplemen yang berpotensi menimbukan penyakit kronis yakni Alzheimer.
Melansir laman Express (20/10/21), menurut Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) Anda harus menghindari suplemen vitamin dengan zat besi karena dapat berkontribusi pada penyakit Alzheimer.
Alzheimer adalah istilah umum untuk kehilangan ingatan dan gangguan kognitif lainnya. PCRM mengingatkan bahwa kelebihan zat besi dapat berkontribusi pada risiko Alzheimer.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa konsumsi suplemen yang mengandung zat besi lebih baik dilakukan jika mendapat arahan langsung dari dokter agar teteap aman.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease pertama kali menarik perhatian pada peran zat besi dalam mengembangkan Alzheimer.
Baca Juga: Kunyit Cocok untuk Penderita Diabetes? Wah… Pahami Dulu Hal Ini!
Sebagian besar peneliti percaya penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari dua protein. Pertama disebut tau, yang lain beta-amiloid. Sekarang, studi UCLA mengusulkan kemungkinan penyebab ketiga yakni akumulasi zat besi.
Dokter George Bartzokis, seorang profesor psikiatri di Institut Semel untuk Ilmu Saraf dan Perilaku Manusia di UCLA dan penulis senior studi tersebut, dan rekan-rekannya menguji hipotesis mereka bahwa peningkatan zat besi jaringan menyebabkan kerusakan jaringan yang terkait dengan penyakit Alzheimer.
Para peneliti menggunakan teknik MRI yang dapat mengukur jumlah zat besi otak dalam feritin, protein yang menyimpan zat besi, yang dilakukan pada 31 pasien Alzheimer dan 68 subjek kontrol yang sehat.
Pada penyakit seperti Alzheimer yang mana struktur sel rusak, jumlah air meningkat di otak dapat menutupi deteksi zat besi, menurut dokter Bartzokis.
Baca Juga: Jangan Salah! Daun Kelor Sangat Bagus untuk Penderita Diabetes, Hal Ini karena…
"Sulit untuk mengukur zat besi dalam jaringan ketika jaringan sudah rusak," katanya.
"Tetapi teknologi MRI yang kami gunakan dalam penelitian ini memungkinkan kami untuk menentukan bahwa peningkatan zat besi terjadi bersamaan dengan kerusakan jaringan. Kami menemukan bahwa jumlah zat besi meningkat di hipokampus dan dikaitkan dengan kerusakan jaringan pada pasien Alzheimer” tambah Bartzokis
Bukan Satu-satunya Penyebab
Yang perlu menjadi catatan penting adalah Bartzokis menambahkan bahwa akumulasi zat besi di otak mungkin dipengaruhi oleh modifikasi faktor lingkungan, seperti berapa banyak daging merah dan suplemen makanan zat besi yang kita konsumsi dan, pada wanita ini juga mungkin dipengaruhi ketika menjalani histerektomi sebelum menopause
Lebih lanjut, menurut Department of Health and Social Care (DHSC), umumnya orang harus bisa mendapatkan semua zat besi yang mereka butuhkan dengan makan makanan yang bervariasi dan seimbang (pola makan sehat).
Jika Anda mengonsumsi suplemen zat besi, jangan terlalu banyak karena bisa berbahaya.
Baca Juga: Catat! Bukan Cuma Gula Darah, Diabetes Juga Berdampak pada Mata, Kok Bisa?
"Mengkonsumsi 17mg atau kurang suplemen zat besi setiap hari tidak akan menyebabkan kerusakan apapun. Tetapi teruslah mengonsumsi dosis yang lebih tinggi jika disarankan oleh dokter umum," saran DHSC.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto