Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buka-bukaan Hermawan Kartajaya soal Startup: Mereka Berani Rugi, Promosi Lebih Besar dari Omzet

        Buka-bukaan Hermawan Kartajaya soal Startup: Mereka Berani Rugi, Promosi Lebih Besar dari Omzet Kredit Foto: Instagram/Hermawan Kartajaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli marketing dan founder MarkPlus Inc., Hermawan Kartajaya berujar sebuah perusahaan startup, tidak untung bukan masalah bagi investor yang penting tetap bertumbuh. Karena, Hermawan mengatakan ada dua tipe investor.

        Yang pertama adalah investor yang fokus pada profit, yang kedua adalah investor yang fokus pada pertumbuhan (growth). Kebanyakan investor startup adalah investor yang kedua.

        Namun, Hermawan mengatakan bahwa sebuah startup baiknya seimbang.

        "Terlalu finance salah, terlalu marketing salah, kita harus seimbang," ujar Hermawan dalam podcast bersama pengusaha Hermanto Tanoko berjudul 'Ga Profit GAPAPA asal ada INI!'.

        Baca Juga: Ahli Marketing Hermawan Kartajaya: Post Pandemik yang Dibutuhkan Adalah Kreativitas, Bukan Hanya...

        Hermawan sendiri memiliki divisi Marketers di MarkPlus yang berfokus agar startup tak masalah rugi, asal tetap tumbuh (growth) dan mencari investor yang sangat percaya untuk membiayai pembiayaan online.

        Hermawan sendiri termasuk sosok yang tidak menganut 'family business'. Menurutnya, anak harus dibebaskan menentukan jalannya masing-masing. Jika memang ingin berada di perusahaan yang ia dirikan, silakan. Jika tidak juga tak apa-apa karena menurutnya, pemikiran 'family business' adalah pemikiran lama.

        Lebih lanjut, Hermawan buka-bukaan terkait modal yang dikeluarkan startup untuk promosi dan marketing. Hermawan berujar, startup berani rugi mengeluarkan dana melebihi omzet demi promosi.

        Sampai-sampai beberapa waktu lalu berbagai produk dari Indonesia dipromosikan di Time Square, New York. Meski produk tersebut dijual di Indonesia, tetapi startup itu mencari investor dari luar negeri untuk membiayai pertumbuhan hingga akhirnya bisa profit.

        "Baby boomer kayak kita gak akan ngerti. Cuma Gen Y dan Gen Z yang paham pemikirannya," tandas Hermawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: