Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengar Pengakuan Mantan Anak Buah Jokowi, Refly Harun Cuma Tertawa

        Dengar Pengakuan Mantan Anak Buah Jokowi, Refly Harun Cuma Tertawa Kredit Foto: GenPI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan ikut merespons komentar mantan anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ignasius Jonan yang disebutnya membongkar borok proyek kereta cepat.

        Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu dalam video yang tayang di kanal YouTube Refly Harun. Merespons penilaian Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Refly Harun mengaku hanya tertawa.

        Baca Juga: JK Bakal Turun Gunung Bikin Anies Nyapres di 2024, Refly Harun: Akan Cari Partai dan Cawapres

        Melihat hal tersebut, Refly Harun menyinggung soal ketidakberesan pada proyek kereta cepat yang dikerjasamakan dengan China dalam hal ini PT KCIC. Refly merasa tak habis pikir ketika Jokowi yang memiliki ambisi adanya kereta cepat, tetapi menyalahkan BUMN saat kinerjanya dianggap tak beres.

        "BUMN yang dijadikan kambing hitamnya. Padahal, ini memang ambisi pemerintah awalnya," jelas Refly Harun, melansir GenPI.co, Selasa (2/11/2021).

        "Padahal, kita tidak tahu apakah itu ambisi dari Kementerian BUMN ataukah ambisi dari Presiden Jokowi itu sendiri," katanya menambahkan.

        Sementara itu, Pakar Ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri mencoba membuat skema perhitungan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dia melihat saat ini proyek kereta cepat nilai investasinya tengah membengkak.

        Dari perhitungan simulasi yang dibuat sederhana, Faisal mengatakan proyek ini baru bisa balik modal hingga 139 tahun mendatang. Jika nilai investasi Rp114 triliun, dengan kursi yang diisi 50 persen dan jumlah trip 30 kali sehari, harga tiket Rp250 ribu, kereta cepat baru balik modal 139 tahun kemudian.

        "Skema tersebut adalah perhitungan terburuk untuk operasional kereta cepat," jelas Faisal Basri dalam webinar bersama Paramadina pada Selasa, 2 November 2021.

        Jika skema tersebut diubah menjadi tingkat keterisian kursi lebih tinggi sebesar 60 persen, lalu trip ditambah menjadi lebih banyak, misal 35 perjalanan, dan harga tiket naik Rp350.000, proyek tersebut akan kembali modal lebih cepat menjadi 83 tahun.

        "Jika penumpang sebanyak 80 persen, jumlah trip jadi 30 kali sehari, tiket lebih mahal jadi Rp350.000, balik modalnya sekitar 62 tahunan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: