Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amerika: Uji Coba Senjata Anti-satelit Rusia Berbahaya dan Tidak Bertanggung Jawab

        Amerika: Uji Coba Senjata Anti-satelit Rusia Berbahaya dan Tidak Bertanggung Jawab Kredit Foto: Unsplash/Sam Oxyak
        Warta Ekonomi, Washington -

        Sebuah uji senjata anti-satelit oleh Rusia terhadap salah satu targetnya sendiri telah menghasilkan puing-puing yang merupakan risiko bagi astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kegiatan lain di luar angkasa, kata Departemen Luar Negeri AS, Senin (15/11/2021).

        Para ahli mengatakan senjata yang menghancurkan satelit menimbulkan bahaya luar angkasa dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit bumi.

        Baca Juga: Sebelum Terlambat, NATO Peringatkan Rusia Soal Penumpukan Militer di Ukraina

        "Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang ... luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa (klaim) Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur ??dan munafik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan, dilansir Reuters.

        Rudal Rusia menghasilkan lebih dari 1.500 keping "puing orbital yang dapat dilacak," tambah Price.

        Di Pentagon, juru bicara John Kirby mengatakan kekhawatiran paling mendesak adalah puing-puing tetapi tes menunjukkan perlunya norma di luar angkasa.

        Militer dan kementerian pertahanan Rusia tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

        Amerika Serikat melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, ketika satelit masih langka dan baru.

        April lalu, Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit lainnya karena para pejabat mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.

        Pada 2019, India menembak jatuh salah satu satelitnya sendiri di orbit rendah Bumi dengan rudal darat-ke-luar angkasa.

        Militer AS semakin bergantung pada satelit untuk menentukan apa yang dilakukannya di lapangan, memandu amunisi dengan laser dan satelit berbasis ruang angkasa, serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.

        Tes ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang dari operasi ruang angkasa yang penting untuk sejumlah besar kegiatan komersial, termasuk layanan perbankan dan GPS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: