Peta Jalan Adaptasi Pemulihan Pandemi Covid-19 Perlu Sinergi Sektor Kesehatan
Pandemi COVID-19 masih menjadi krisis kesehatan utama yang menyebabkan dampak besar bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Sebagai upaya merespon keadaan darurat ini, Yayasan Bina Swadaya menggagas penyusunan usulan masukan “Peta Jalan Adaptasi Pengendalian dan Pemulihan Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia untuk Sektor Kesehatan” yang bisa menjadi panduan komprehensif bagi semua pihak untuk menuju percepatan pemulihan inklusif.
Peta jalan dapat digunakan untuk mengakselerasi tingkat vaksinasi masyarakat dan memastikan ketersediaan berbagai obat antivirus di pusat layanan kesehatan. Selain itu, peta jalan juga berguna sebagai indikator penanganan pandemi khususnya dalam memitigasi potensi terjadinya lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 akibat mobilitas orang pada libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Baca Juga: 4 Langkah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Jelang Nataru
Deputi 3 Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Agus Suprapto, mengapresiasi atas dibuatnya peta jalan ini, yang menurutnya akan menjadi bahan perhatian pemerintah dalam menetapkan kebijakan. Ia menilai situasi saat ini sudah sangat kondusif bagi Indonesia karena penularan Covid-19 mulai terkendali. Kita harus bisa mempertahankan situasi ini menjadi lebih baik dengan membangun koordinasi bersama berbagai pihak, baik di pusat maupun di daerah.
Agus menilai mengubah dari pandemi menjadi endemi tidaklah mudah. Salah satunya vaksinasi, ada provinsi yang persentase sudah sangat tinggi. Di sisi lain ada pula yang masih rendah hanya berkisar 20%-30%.
“Tugas kita adalah mendorong terciptanya sistem kesehatan untuk mengatasi kesenjangan tersebut dengan cepat. Kerja sama semua pihak untuk membangun sistem kesehatan di masing-masing daerah menjadi kunci,” ujarnya dalam Diseminasi Publik: Usulan Masukan Peta Jalan Adaptasi Pengendalian dan Pemulihan Dampak Covid-19 di Indonesia untuk Sektor Kesehatan, Jumat (19/11/2021).
Plt Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, menilai peta jalan adaptasi pengendalian dan pemulihan sebagai masukan yang positif dari para pemangku kepentingan untuk pemerintah, terutama untuk Kemenkes.
Maxi mengatakan penanganan pandemi Covid-19 secara nasional dinilai sudah baik. Pada level transmisi komunitas berada di level satu dan kapasitas respons di level dua. Saat ini, cakupan vaksinasi nasional hampir 63% untuk dosis pertama dan lebih dari 40% untuk dosis kedua. Diperkirakan, pada Desember 2021, dosis pertama bisa mencakup 80%.
Baca Juga: Kesehatan Seksual: Apa Itu Hormon Testosteron?
“Kami ingin peta jalan ini sejalan dengan empat pilar penanganan Covid-19. Pertama, pilar penguatan sistem kesehatan melalui implementasi protokol kesehatan. Kedua, pengaturan mobilitas. Ketiga, scaling up deteksi dan testing, dan keempat penguatan rantai pasokan vaksinasi,” kata Maxi.
Bayu Krisnamurthi selaku Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Swadaya, mengemukakan bahwa dalam konteks adaptasi pengendalian dan pemulihan dampak pandemi Covid-19, pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu yang paling penting, termasuk juga aspek-aspek kesehatan. Terdapat lima prinsip yang seyogyanya ada di dalam usaha peta jalan adaptasi pengendalian dan pemulihan.
“Prinsip pertama adalah kesetaraan, kedua partisipasi, dilanjutkan dengan akses informasi dan membangun kepercayaan publik. Keempat adalah akuntabilitas dan transparansi, serta yang kelima yaitu keberlanjutan. Kami berharap masyarakat bisa berperan aktif dan berdaya dalam melakukan adaptasi pengendalian dan pemulihan dampak pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: