Sedih Jadi Jack Ma, Saham Alibaba Anjlok, Kekayaannya Ikut Terhapus!
Saham raksasa e-commerce Alibaba milik Jack Ma terus jatuh pada hari Jumat pekan lalu hingga menambah aksi jual besar-besaran saham. Ini terjadi setelah perusahaan mengatakan bahwa mereka melihat pertumbuhan pendapatan yang melemah di tengah ekonomi China yang melambat. Ditambah lagi dengan adanya tindakan keras peraturan Beijing yang sedang berlangsung.
Raksasa teknologi dan e-commerce itu melaporkan pendapatan kuartalan yang mengecewakan pada Rabu malam dan memangkas perkiraan pendapatannya untuk tahun depan.
Saham Alibaba anjlok lebih dari 11% pada hari Kamis menyusul laporan tersebut sebagai salah satu penurunan terbesar dalam satu hari dalam catatan. Sejauh ini saham Alibaba turun lebih dari 2% hingga hari Jumat pekan lalu.
Baca Juga: Jack Ma dkk Menangis, Xi Jinping Tega Banget Denda Raksasa Teknologi Lagi!
Alhasil, melansir Forbes di Jakarta, Kamis (25/11/21) penurunan saham tersebut menghapus miliaran kekayaan bersih pendiri dan ketua Alibaba, Jack Ma, yang pernah menjadi orang terkaya di China.
Kekayaan Ma turun lagi USD350 juta (Rp4,9 triliun) pada hari Jumat, menjadikan kekayaan bersihnya menjadi USD38,6 miliar (Rp551 triliun), menurut perkiraan Forbes.
Kekayaan miliarder itu turun drastis dari puncaknya: Ma bernilai sebanyak USD66,6 miliar (Rp951 triliun) ketika harga saham Alibaba mencapai rekor tertinggi sekitar USD317 per saham pada 27 Oktober 2020. Sehingga, kekayaan Ma telah anjlok USD28 miliar (Rp399 triliun).
Ini merupakan tahun yang sulit bagi Ma yang memutuskan untuk tidak menonjolkan diri di publik sejak tindakan keras peraturan Beijing memanas tahun lalu.
Sejak tahun lalu, pemerintah China telah meningkatkan pengawasan regulasi terhadap raksasa teknologi besar di negara itu, termasuk Alibaba dan rekan-rekannya Tencent, Baidu dan pemilik TikTok ByteDance. Regulator China menuduh mereka melakukan praktik anti persaingan dan mengumpulkan sejumlah besar data pengguna pribadi.
Miliarder Jack Ma sempat menghilang dari pandangan publik setelah regulator China menutup perusahaan fintechnya, Ant Group yang direncanakan IPO USD35 miliar pada November 2020.
Regulator pemerintah kemudian mendenda Alibaba USD2,8 miliar (Rp39 triliun) pada April 2021, hukuman antimonopoli tertinggi yang pernah diterapkan di China karena bertindak seperti sebuah monopoli. Saham Alibaba turun hampir 40% sepanjang tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: