Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Produksi Meningkat Berkat Digitalisasi, Sawit Sumbermas Sarana Optimis Target Bakal Tercapai

        Produksi Meningkat Berkat Digitalisasi, Sawit Sumbermas Sarana Optimis Target Bakal Tercapai Kredit Foto: Sawit Sumbermas Sarana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan sawit yang pada kuartal III 2021 berhasil mencatatkan kinerja sangat positif, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) terus melanjutkan tren positif dengan target produksi di tahun 2022 naik 6 hingga 8 persen dari tahun 2021, produksi ini akan ditopang oleh digitalisasi yang sudah dilakukan oleh SSMS dengan menekan human error sehingga kualitas TBS dan minyak tetap terjaga.

        Vallauthan Subraminam Direktur Utama SSMS mengatakan, pada kesempatan ini, perkenankan kami PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk untuk memaparkan kinerja Perusahaan Yang tercatat sampai pada kuartal 3 tahun 2021.

        “Kami bangga dapat kembali mencatatkan hasil terbaik pada tahun ini, hal tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh manajemen Perseroan dalam upayanya mengelola setiap lini bisnis operasional Perusahaan. Selain itu, kami juga patut bersyukur terhadap performa harga kelapa sawit global yang turut andil dalam meningkatnya penjualan CPO Perusahaan,” ujar Dia dalam public expose yang dilakukan secara virtual, Selasa (30/11/2021).

        Baca Juga: Kinerja Moncer, Sawit Sumbermas Sarana Resmi Masuk MSCI Small Cap Index

        Pencapaian ini, membuat kami semakin kuat menatap masa depan bisnis perusahaan. Serta semakin menguatkan komitmen kami terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan bisnis dan lingkungan. Semoga pencapaian ini akan terus meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, guna memberikan hasil yang terbaik bagi seluruh para pemangku kepentingan Perusahaan, dan juga kepada masyarakat. "Bahkan kami melakukan integrasi antara perkebunan dan sapi sehingga mampu menekan beban produksi dan meningkatkan kesuburan pohon yang menghasilkan TBS yang baik berkat kotoran sapi tersebut," tambahnya. 

        Selanjutnya, CFO SSMS Hartono Jap mengatakan, realisasi capex tahun ini sudah terserap sekitar 65 persen, itu sangat baik. Namun pada bulan ini dan Desember kami terus melanjutkan capex yang sudah dianggarkan pada tahun ini.

        SSMS selalu bisa melakukan kinerja di cuaca apapun dan itu disebabkan oleh core infrastruktur yang selalu terjaga. Capex SSMS terserap pada pengerasan jalan, poll the road dan pembuatan jembatan itu semua kita lakukan.

        "Terkait dengan net income SSMS merasa optimis dengan target di Rp1,5 triliun. Rencana kerja hilirisasi kami memiliki CBU yang sudah dikonsolidasi dengan SSMS dan memiliki produksi 80 hingga 90 persen dari kapasitas serta ekspek tahun depan CBU bisa beroperasi 100 persen dari kapasitas," ucap Hartono. 

        Capex tahun 2022 direncanakan sekitar Rp500-Rp600 miliar, dari jumlah itu serapan terbesar akan terealisasi untuk bangunan, infrastruktur, alat berat dan fokus kami pada core infrastructure untuk memberikan kenyaman para pekerja agar bisa bekerja maksimal di perkebunan SSMS serta memberikan hasil yang positif untuk perseroan.

        SSMS targetkan akan 100% RSPO pada akhir tahun 2021, SSMS selalu mengikuti apa yang terjadi baik secara domestik maupun internasional  baik dari segi operasional maupun human right. Keuntungan kami adalah semua kebun kami berada di Kalimantan Tengah dan dekat sekali dengan kantor pusat yang hanya 1 jam, sehingga bisa melakukan kontrol dengan mudah dan itu keunggulan SSMS dibandingkan pemain-pemain lain. Kami selalu menjadi fasilitas yang kami punya seperti akses jalan dan mesin yang terus di perhatikan pemelihaaraannya sehingga bisa dilakukan dengan sangat efisien.

        Baca Juga: Ajib! Dari Cuma Ratusan Miliar Kini Untung Sawit Sumbermas Sarana Melambung Hingga Triliunan Rupiah

        Lahan seluas kami memiliki umur pohon baru 11-12 tahun, hingga masih bisa achieve hingga 7 tahun kedepan dengan target produksi yang terus meningkat. Hal itu bisa dilihat dari produksi kita yang yoy terus meningkat. Bahkan saat harga CPO melonjak dan supply menurun, SSMS mampu menunjukan hal positif bahwa tingkat produksi kami tetap naik dan itu lah yang menjadi katalis penopang catatan kinerja positif kami hingga saat ini.

        Nasarudin Direktur SSMS mengatakan, strategi peningkatan produksi SSMS, CPO naik dari 318 ribu ton 344 ribu ton dan PKO naik dari  19,44 ribu ton menjadi 22,50 ribu ton per September 2021. Proyeksi pendapatan kinerja hingga akhir tahun, faktor yang mendorong kinerja SSMS selalu naik adalah selalu melakukan pemupukan secara standar agar kualitas tanaman terjaga dan menghasilkan TBS yang baik, serta SOP standar perusahaan yang wajib dijalankan untuk 18 ribu karyawan SSMS baik di Office maupun di lapangan.

        Terkait ekspansi bisnis dengan akuisisi CBU masuk dalam tubuh SSMS group perseroan masih melakukan perundingan dengan profesional-profesional kami seperti investment banker, operation lawyer bagaimana cara yang terbaik dan teroptimal untuk memasukan CBU kedalam SSMS karena itu berkaitan dengan hukum dan lain-lain.

        Baca Juga: Kemenperin Sebut Sektor Industri Sawit Sumbang Devisa Rp300 Triliun

        Untuk ekspansi inorganik kita selalu eksplor kalau ada plantation dalam Kalimantan Tengah (Kalteng) yang size sudah outsider dan kami selalu meninjau, kalau di luar Kalteng kami masih melihat harus 20-30 ribu hektare. Karena kalau tidak sebesar itu maka tidak efisien jika harus keluar dari Kalteng.

        Terkait dengan IPO CBU, SSMS menegaskan sejak Mei 2021 CBU menurut hartono telah menjadi profitable company dengan running 70 persen dari kapasitas, terkait dengan rencana corporate action yang direncanakan CBU Hartono menyatakan angkanya belum bisa disebutkan. Namun jika CBU ingin IPO pasti akan ada pemberitahuan lebih lanjut.

        Untuk sistem automasi perkebunan kita sudah menggunakan sistem Plantation Makro Mikro Program (PMMP) ini digitalisasi yang kita gunakan dari panen hingga pabrik dan pemanas sudah menggunakan digital. Lalu kita punya tangki-tangki pemproses TBS kita hingga jadi minyak dapat dihitung tonasenya untuk di bawa ke CBU atau tempat-tempat lain penjualan CPO walaupun jarak tangki sekitar 60 Km namun bisa termonitor dari kantor pusat. Semua sistem sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: