Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amerika Tur ke ASEAN, Xi Jinping dan Vladimir Putih Bertemu dalam Waktu Dekat

        Amerika Tur ke ASEAN, Xi Jinping dan Vladimir Putih Bertemu dalam Waktu Dekat Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Presiden China Xi Jinping akan bertemu secara virtual dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu (15/12/2021), CNBC melaporkan.

        Kedua pemimpin terakhir bertemu pada akhir Juni, juga melalui tautan video. Pertemuan itu terjadi ketika ketegangan yang meningkat di perbatasan Rusia-Ukraina telah menarik perhatian internasional.

        Baca Juga: Agenda Tatap Muka Biden dan Putin Sangat Mungkin Terlaksana

        AS dan para pemimpin Kelompok 7 (G7) lainnya pada hari Minggu (12/12/2021) mengeluarkan pernyataan yang mengecam "peningkatan militer Rusia dan retorika agresif terhadap Ukraina." Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris adalah bagian dari blok ekonomi utama.

        China bukan bagian dari G7, tetapi raksasa Asia itu menjadi fokus diskusi kelompok tersebut pada pertemuan akhir pekan lalu, lapor Reuters, mengutip para pejabat.

        China, yang berbatasan panjang dengan Rusia, telah memfokuskan sebagian besar hubungan bilateral mereka pada perdagangan, terutama di bidang energi.

        Di tengah kelangkaan batu bara tahun ini, China membeli sejumlah besar batu bara dan bahan bakar lainnya tahun ini dari tetangga utaranya.

        Kurang jelas apa posisi Beijing di Ukraina. Xi berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada bulan Juli, menurut kementerian luar negeri China.

        Dalam pertemuan virtual dengan Presiden AS Joe Biden pekan lalu, Putin mengatakan Washington seharusnya tidak mengizinkan Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara dengan imbalan jaminan bahwa pasukan Rusia tidak akan melakukan serangan.

        Biden mengatakan Washington tidak akan menerima permintaan seperti itu.

        Serangan terhadap satu anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap semua negara anggota. Ukraina ingin bergabung dengan aliansi itu sejak 2002, tetapi Rusia keberatan dengan alasan bahwa langkah seperti itu akan menjadi ancaman langsung bagi perbatasannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: