Permasalahan pendidikan di Jawa Barat dinilai masih kompleks, maka harus ada perbaikan dari mulai pemerataan akses internet, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan kualitas pengajar atau guru.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR) Sodik Mudjahid mengatakan, beberapa masalah tersebut terjadi secara berulang. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan kepemimpinan, etos dan budaya kerja secara umum.
Baca Juga: Pengetahuan Dasar Materials Polyearning untuk Bantu Pahami Fungsi Masker yang Benar
"Kita apresiasi atas kinerjanya tapi kita juga punya komitmen untuk memperbaiki etos kerja yang lebih baik termasuk sistem digitalisasi," kata Sodiq kepada wartawan di Bandung, Senin (27/12/2021).
Terlebih, digitalisasi sangat penting dalam menghadapi pandemi Covid-19, karena sistem pendidikan harus siap dengan memanfaatkan pola pandemi ini. Salah satunya, dengan memperbaiki infrastruktur.
"Jika pendidikan kita sudah siap dengan pola pandangan tadi. Seharusnya infrastruktur seperti bangunan kelas sekolah sudah tidak jadi permasalahan lagi," tegasnya.
Meski demikian, masih ditemukan permasalahan suprastruktur lainnya seperti belum meratanya akses internet termasuk belum terbiasa dengan pola pendidikan secara daring.
Sodiq yang juga Ketua Yayasan Darul Hikam ini menilai ke depan pembelajaran di sekolah tidak harus selalu tatap muka. Asalkan, budaya kerja, guru dan akses internet bisa memadai.
"Saya kira seharusnya yang berbentuk fisik harus sesuai dengan pandangan kita yang modern. Persoalan itu sudah seharusnya juga tidak menjadi kendala," katanya.
Adapun, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pelayanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, Deden Saepul Hidayat mengatakan pihaknya akan terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan di Jabar terutama dalam menghadapi masa pandemi. Sejak awal, Disdik Jabar sudah menyiapkan petunjuk teknis (juknis) sehingga sejumlah sekolah harus menyiapkan tim dan fasilitator sekolah.
Termasuk relaksasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Pada prinsipnya kita sudah siap sekolah melakukan berbagai kegiatan dalam masa pandemi ini," tegasnya.
Adapun persiapan lainnya yaitu dengan melakukan vaksinasi bagi para guru dan siswa. Untuk guru sampai saat ini sudah mencapai 90 persen.
Berkenaan dengan infrastruktur sekolah ia menuturkan sudah melaksanakan dengan baik sehingga, dalam rangka menghadapi new normal (kebiasaan baru) maka sekolah sudah siap melaksanakannya.
"Tapi saya tidak mengatakan sudah 100 persen ya. Karena saya pikir selama dua tahun mereka sudah menyiapkan hal itu," ungkapnya.
Dia menambahkan rerata sekolah mengalami hambatan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yaitu koordinasi dengan berbagai pihak dengan mengawasi sistem pembelajaran saat pandemi.
"Sistem pelaksanaan pendidikan itu tidak tunggal sehingga membutuhkan koordinasi dengan berbagai pihak seperti pengawasan dan lainnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: