Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Mandiri Jatim Klaim Penyaluran Kredit Retail Naik 11,1 Persen

        Bank Mandiri Jatim  Klaim Penyaluran Kredit Retail Naik 11,1 Persen Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Bank Mandiri Region VIII/ Jawa mencatat di kuartal ke III realisasi penyaluran kredit retail mampu tembus Rp. 29,9 Triliun atau tumbuh 11,1 persen Year on Year (YoY) jika di bandingkan  periode yang sama tahun lalu sebasar, Rp 26,9 triliun. 

        Menurut Regional Operation Head, Bank Mandiri Region VIII/ Jawa 3, Firman Wahyudi,  pertumbuhan itu di dukung penyaluran kredit di segmen mikro yang tumbuh sebesar 14,3 persen YoY. 

        Baca Juga: Sinergi BUMN, Bank Mandiri Bakal Guyur Adhi Persada Beton Rp50 Miliar

        "Selain dapat dukungan dari sektor mikro ini  juga diimbangi dengan perbaikan kualitas kredit yang terus menerus dimana angka Non Performing Loan (NPL) masih terjaga di angka 1,19 persen," terang Firman di Surabaya, Kamis (30/12/2021) 

        Walaupun demikian Firman mengakui, bahwa penyaluran kredit Bank Mandiri Region VIII/ Jawa 3 selama kinerja sembilan pertama tembus di angka Rp 64,2 triliun justru alami penurunan 1,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelummnya hingga di bulan September sebasar Rp64,9 triliun. 

        Sementara catatan kinerja penyaluran kredit Bank Mandiri secara nasional di kuartal III tahun ini justru tumbuh sebesar  16,9 persen dari angka Rp 873,7 triliun menjadi  Rp1.021 triliun. 

        "Penurunan itu di Kredit Serbaguna Mikro (KSM) Seiring pembukaan PPKM akan menjadi faktor penentu  kinerja kami dalam penyaluran kredit di kuartal IV nanti. Kami optimis ke depan bisa tumbuh 7 persen," klaim Firman.

        Sementara itu, guna mendukung likuiditas perbankan yang sehat Firman menyebutkan, bahwa pihaknya  telah berhasil meningkatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari sebesar Rp 69,7 triliun pada September 2020 menjadi Rp 76,9 triliun di akhir September 2021 atau tumbuh 10,3 persen YoY. 

        Pertumbuhan itu kata Firman, di dukung dari  dana murah atau disebu Current Account Saving Account (CASA) .CASA ini umumnya, diperoleh dari tabungan reguler yang tak terlalu membebani operasional perbankan.

        "Di kuartal III 2021 dana murah ini mampu tembus di angka Rp 54,1 triliun atau setara naik  22,1 persen jika di bandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar  Rp 45,6 triliun," pungkas Firman .

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: