Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amerika Pecahkan Rekor Dunia, Catat Hampir 1 Juta Infeksi Baru Covid-19 Sehari

        Amerika Pecahkan Rekor Dunia, Catat Hampir 1 Juta Infeksi Baru Covid-19 Sehari Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
        Warta Ekonomi, Washington -

        Amerika Serikat (AS) melaporkan hampir 1 juta infeksi baru Covid-19 pada Senin (3/1/2022), angka harian tertinggi dari negara mana pun di dunia.

        Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pun naik hampir 50 persen dalam sepekan terakhir dan kini menembus 100 ribu, menurut data yang dikumpulkan Reuters. Ini pertama kalinya ambang batas tersebut tercapai dalam setahun.

        Baca Juga: Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir? Ini Kata Ahli Kesehatan

        Dilansir dari Reuters, secara nasional, AS telah mencatat rata-rata 486 ribu kasus baru per hari selama sepekan terakhir. Angka ini berlipat ganda dalam 1 minggu dan jauh melampaui negara mana pun di dunia.

        Sebanyak 978.856 infeksi baru tercatat pada Senin (3/1/2022), termasuk sejumlah kasus pada Sabtu (1/1/2022) dan Minggu (2/1/2022) yang baru dilaporkan sejumlah negara bagian.

        Sementara itu, jumlah rata-rata kematian Covid-19 di AS cukup stabil sepanjang Desember dan hingga awal Januari di kisaran 1.300 per hari.

        Omicron tampaknya jauh lebih mudah menular dibandingkan varian virus sebelumnya. Varian baru diperkirakan menyumbang 95,4 persen dari jumlah kasus virus corona yang diidentifikasi di AS pada 1 Januari, menurut pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Selasa (4/1/2022).

        Meski bukti sejauh ini menunjukkan Omicron hanya menyebabkan penyakit ringan, otoritas kesehatan masyarakat memperingatkan banyaknya kasus Omicron dapat melumpuhkan rumah sakit yang sudah kewalahan menangani gelombang pasien Covid-19, terutama pasien yang tak divaksinasi.

        Jumlah rawat inap Covid-19 di negara bagian Maryland pun mencetak rekor tertinggi lebih dari 3 ribu, naik 5 kali lipat lebih dalam 7 pekan terakhir. Tak pelak, Gubernur Larry Hogan menetapkan status keadaan darurat selama 30 hari sejak Selasa (4/1/2022) dan memobilisasi 1.000 anggota Garda Nasional untuk operasi tanggap pandemi.

        "Empat hingga enam pekan ke depan akan menjadi waktu paling menantang dari seluruh pandemi," prediksi Hogan.

        Ia memperkirakan angka rawat inap Covid-19 bisa melampaui 5 ribu, jauh lebih tinggi dari puncak Maryland sebelumnya di angka 1.952 tahun lalu.

        Delaware, Illinois, Ohio, Virginia, dan Washington DC juga melaporkan rekor jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.

        Sementara itu, Kentucky melaporkan 6.915 kasus baru pada Selasa (4/1), angka harian tertinggi sejak awal pandemi. Tak ayal, Gubernur Andy Beshear mendesak warga untuk divaksin dan memakai masker.

        Lonjakan baru ini memaksa pembatalan besar-besaran penerbangan maskapai komersial hingga pertunjukan Broadway dalam beberapa pekan terakhir. Rencana sekolah umum untuk menyambut kembali siswa dari liburan musim dingin juga terganggu.

        Lebih dari 3.200 sekolah terpaksa ditutup pekan ini, menurut laman Burbio yang melacak gangguan sekolah. Sekolah yang tetap buka pun mengalami kekurangan staf dan dilanda kekhawatiran terhadap penyebaran virus.

        Di Boston, lebih dari 54 ribu siswa kembali bersekolah pada Selasa (4/1/2022). Namun, Pengawas Sekolah Brenda Cassellius mengaku ada 1.000 staf yang absen, termasuk 461 guru dan 52 sopir bus.

        Sementara itu, Serikat Guru Chicago pada Selasa (4/1/2022) mendesak anggotanya untuk bekerja jarak jauh hingga 18 Januari atau sampai kotanya mencapai ambang batas minimum kesehatan yang ditetapkan tahun lalu sebagai syarat pembelajaran langsung.

        Dewan Delegasi serikat pekerja pun memberikan suara 88 persen mendukung resolusi itu. Serikat pekerja juga menyerukan protokol keamanan Covid-19 yang lebih ketat, termasuk tes Covid-19 klaster sekolah dan wajib vaksin bagi siswa.

        Menurut data yang dikutip serikat pekerja, angka vaksinasi masih sangat rendah di kalangan siswa minoritas. Baru 7 persen anak kulit hitam dan 13 persen anak Latin berusia 5-11 tahun sudah divaksin dosis lengkap.

        Di sisi lain, otoritas sekolah berdalih tingkat rawat inap anak-anak cukup rendah. Pembelajaran jarak jauh pun telah memukul siswa minoritas dan miskin lantaran banyak dari mereka yang bergantung pada makanan di sekolah. Orang tua mereka juga sibuk bekerja dan tak mampu mempekerjakan pengasuh.

        Tak heran, Komisaris Kesehatan Masyarakat Chicago Dr. Allison Arwady dan Wali Kota Lori Lightfoot mendesak agar ruang kelas tetap dibuka. Menurut data yang dikutip Arwady, di Chicago, rata-rata hanya ada 7 rawat inap Covid-19 anak-anak per hari dari 550 ribu anak-anak yang tinggal di kota.

        Sementara itu, lebih dari 325 ribu kasus Covid-19 anak-anak dilaporkan di AS untuk pekan yang berakhir 30 Desember, menurut American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association. Angka ini menjadi yang tertinggi dan hampir 2 kali lipat jumlahnya dari 2 pekan sebelumnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: