Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Emas Makin Dilirik di Masa Pandemi, ini Buktinya

        Investasi Emas Makin Dilirik di Masa Pandemi, ini Buktinya Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 tampaknya telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan investasi. Menurut data Bursa Efek Indonesia, jumlah investor di pasar modal meningkat selama 2021 lalu, tercatat ada pertambahan 3,6 juta investor di bursa selama tahun 2021. 

        Peningkatan tidak hanya terjadi di pasar modal, tapi juga terjadi dalam investasi emas. Pada semester 1 tahun 2021, penjualan emas ANTAM tercatat 13.34 ton. Angka ini meningkat sebanyak 69% dibandingkan periode yang sama pada 2020.

        Melihat momentum tersebut, PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata) bekerja sama dengan PT Emas ANTAM Indonesia (EAI, dulu bernama PT Abuki Jaya Stainless Indonesia) mengembangkan lebih lanjut dua produk emas inovatif mereka yakni EmasKITA, emas untuk semua dan dan Kencana (Keindahan Terpercaya dan Bermakna). 

        EmasKITA yang merupakan emas premium (99,99%) sebelumnya sudah pernah mengeluarkan kepingan 0,1 gram dan 0,25 gram. Kini EmasKITA memiliki kepingan yang lebih variatif mulai dari 0,1 gram hingga 100 gram. Sedangkan Kencana merupakan koleksi perhiasan emas dengan kadar emas 99,99% yang pertama di Indonesia. 

        Direktur Utama Hartadinata Sandra Sunanto mengatakan, kerja sama antara Hartadinata dan EAI dalam memproduksi EmasKITA dan Kencana ini guna membuat investasi emas menjadi lebih inklusif untuk berbagai macam kelompok masyarakat.

        ”Kita memproduksi EmasKITA dengan kepingan yang beragam dari 0,1 gram hingga 100gram dengan bertujuan untuk membuat investasi emas batangan bisa diakses oleh lebih banyak kelompok masyarakat, maka dari itu sudah saatnya investasi emas bisa semakin inklusif,” ujarnya di Jakarta, Kamis (3/2/2022).

        Selain EmasKITA, kolaborasi Hartadinata dan EAI juga menghadirkan Kencana, sebuah koleksi perhiasan fine gold dengan kadar emas murni 99,99% atau 24 karat yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Selain bisa mendukung penampilan, koleksi cincin, gelang, liontin dan kalung dengan desain elegan dari Kencana juga bisa menjadi instrumen investasi jangka panjang yang menguntungkan. Kencana ditargetkan untuk dapat dijual di pasar domestik dan internasional. 

        Dede Izudin, Chief Marketing Officer PT Emas ANTAM Indonesia menjelaskan, tahun ini pihaknya melanjutkan kerjasama secara lebih mendalam dengan Hartadinata untuk menghadirkan EmasKITA dan Kencana kepada masyarakat agar investasi emas menjadi lebih mudah dan bersahabat untuk kita semua.

        "Dalam kerjasama ini kami dari EAI berperan untuk melakukan supervisi produksi dari mulai bahan baku dan proses produksi sesuai dengan standar ANTAM, sehingga produk akhir memiliki kualitas yang terjamin," tukasnya.

        Adapun keunggulan berinvestasi emas melalui EmasKITA adalah kemudahan untuk melakukan verifikasi keaslian produk EmasKITA dengan cara scan QR code yang tertera di belakang kemasan EmasKITA. Pada saat proses scanning, perangkat akan secara otomatis terhubung ke website www.emaskita.id. Jika produk EmasKITA yang dimiliki asli, maka akan muncul notifikasi bertuliskan ‘Produk Asli’ berikut dengan informasi produk.

        Produk EmasKITA mudah didapatkan oleh masyarkat, karena bisa ditemukan di seluruh toko emas di Indonesia dan juga platform e-commerce.

        "Produk EmasKITA dan Kencana dapat diperoleh di toko emas jaringan resmi Hartadinata, serta toko emas rekanan Hartadinata yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu bisa juga dibeli di official store Hartadinata di Shopee dan Tokopedia. Dalam waktu dekat, kami juga akan meluncurkan platform e-commerce EmasKITA.id dan aplikasi EmasKITA untuk Android dan iOS,” pungkas Sandra. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: