Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Minyak Turun Didorong Laporan Saudi Pangkas Harga Ekspor

        Warta Ekonomi -

        WE Online, New York - Harga minyak dunia turun di London dan New York pada Kamis (Jumat pagi WIB, 5/12/2014), didorong oleh laporan bahwa Arab Saudi telah memangkas harga ekspornya dan tidak melakukan apa-apa untuk memperketat pasokan.

        Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari kehilangan 57 sen dari penutupan Rabu menjadi 66,81 dolar AS per barel.

        Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari turun 28 sen menjadi menetap di 69,64 dolar AS per barel.

        Harga untuk kedua kontrak tetap sekitar dua dolar AS per barel di atas posisi terendah mereka pada Senin (1/12), tetapi tidak ada tanda-tanda dukungan di pasar.

        Laporan-laporan mengatakan Riyadh memangkas harga pengiriman Januari untuk minyak mentahnya bagi pembeli di Asia dan AS, karena pengekspor terkemuka di dunia itu mempertahankan pangsa pasar, dan beberapa analis berspekulasi, berupaya untuk mendorong harga tinggi produsen keluar dari pasar.

        "Sebuah sumber yang akrab dengan kebijakan resmi Saudi mengatakan mereka tidak memiliki tingkat harga tertentu dan akan memungkinkan pasar untuk sampai pada tingkat harga yang sesuai," kata Tim Evans dari Citi Futures.

        Yang kontras, Evans mencatat, dengan sikap Saudi baru-baru ini ketika pada Mei negara itu melihat 100 dolar AS per barel untuk Brent sebagai harga ideal bagi pengekspor dan konsumen.

        Juga berkontribusi terhadap berlanjutnya pelemahan harga adalah keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menunda tindakan baru guna memacu pertumbuhan di zona euro.

        Namun kepala ECB Mario Draghi menekankan bank telah meningkatkan persiapan untuk langkah-langkah tambahan guna memerangi deflasi di zona euro, menjaga pintu terbuka untuk program pelonggaran kuantitatif penuh awal tahun depan jika indikator-indikator ekonomi tidak membaik. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: