Rencana pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 harus direncanakan dengan matang agar menggapai target.
Untuk mencapai NZE ada hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah transisi energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
Baca Juga: Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, Pemerintah Susun Kebijakan Energi Nasional
Namun dengan porsi penyaluran listrik dari PT PLN (Persero) yang lebih dari setengah pasokan listrik nasional berasal dari PLTU batu bara menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Peneliti Centre of Reform on Economics (CORE Indonesia) Yusuf Rendi Manilet mengatakan dalam mencapai target NZE ini maka proses transisi dari penggunaan energi konvensional ke Energi Baru Terbarukan perlu dijalankan secara matang dan bertahap.
"Tahapan ini penting untuk mengukur berapa kebutuhan investasi baru yang diperlukan oleh PLN," ujar Yusuf saat dikonfirmasi WartaEkonomi.co.id, Jumat (11/2/2022).
Yusuf mengatakan, hal yang dapat dilakukan PLN salah satunya adalah batubara yang selama ini menjadi sumber utama energi dari pembangkit PLN bisa ditransformasikan menjadi gasifikasi batubara.
"Saya kira inisiasinya sebelumnya telah dilakukan oleh pemerintah, tinggal memikirkan bagaiamana strategi memperluasnya termasuk ke dalam penggunaan oleh PLN," ujarnya.
Meski begitu, investasi untuk dapat melakukan gasifikasi batu bara tidaklah murah. Malah dari itu, Yusuf mengatakan jika ingin digunakan secara luas oleh PLN maka diperlukan penambahan investasi.
"Selain mengundang investasi dari luar melalui skema FDI, pemerintah juga bisa memanfaatkan Lembaga Pembiayaan Investasi (LPI) untuk untuk mencari pembiayaan investasi untuk PLN," ungkapnya.
Yusuf melanjutkan, selain investasi ada tahapan lain yang harus dipikirkan ke depan jika nantinya transisi energi tersebut sudah berhasil dilakukan oleh PLN.
"Apakah kemudian proses transisi ini akan dilimpahkan ke konsumen dengan kenaikan tarif. Jika ya seberapa besar dan kapan waktunya, tentu ini perlu juga dipikirkan mempertimbangkan willingness dan ability to pay dari konsumen PLN itu sendiri," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: