Mengenal Agen KGB, Profesi Vladimir Putin Sebelumnya di Masa Uni Soviet

Kekhawatiran Barat akan rencana invasi Rusia ke Ukraina terbukti. Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengerahkan pasukannya ke Ukraina timur. Tak hanya itu, aksi pengeboman dilaporkan juga terjadi di penjuru kota Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan kepada negara lain bahwa, setiap upaya yang mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.
Baca Juga: Ancaman Putin Kian Ngeri, Posisi Ukraina dan Barat Sulit Diprediksi
Putin mengatakan, operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina timur. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.
Agen KGB
Keberanian Putin dalam mengambil tindakan tak terlepas dari latar belakangnya di dunia militer. Bahkan aksi intelijen Rusia saat ini kerap dikaitkan dengan masa lalu Putin yang lama bekerja sebagai intelijen Uni Soviet atau KGB.
Putin bergabung dengan KGB pada 1975 ketika baru lulus dari fakultas hukum Leningrad State University. Karirnya sampai letnan kolonel sebelum Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Washington Post mencatat usai ditugaskan memata-matai orang asing di Leningrad selama beberapa tahun, pada awal 1980-an Putin ditarik ke Moskow untuk mengikuti pelatihan intelijen. Ia ditugaskan ke Dresden, Jerman Timur pada usia 32 tahun ketika negara itu masih menjadi fokus utama Uni Soviet.
Jerman Timur menampung sekitar 380 ribu personel pasukan Soviet dan rudal-rudal jarak menengahnya. Berlin juga menjadi sumber ketegangan antara Uni Soviet dan negara-negara Barat.
Beberapa ribu petugas KGB yang bertugas di sana melapor ke markas di Karlshorst pinggir Berlin. Soviet pun menempatkan intelijen militer mereka di Jerman Timur.
Tetapi operasi intelijen terbesar di negara itu dijalankan oleh polisi rahasia pemerintah Jerman Timur yang disebut Stasi. Mereka memantau pergerakan puluhan ribu warga dan menyimpan jutaan dokumen.
KGB kerap menggunakan jaringan Stasi yang luas dan mengirimkan bahan intelijen mentah mereka ke Moskow. Kediktatoran Erich Honecker di Jerman Timur bertahan cukup lama walaupun ketika Mikhail Gorbachev mulai melakukan eksperimen politik dan reformasi ekonomi di Uni Soviet.
Hanya ada sedikit informasi yang dapat diketahui mengenai tugas Putin di Dresden. Tetapi, sejumlah dokumen menunjukkan ia memiliki sejumlah penugasan termasuk merekrut dan menyiapkan agen. Sebagian besar kerjanya melibatkan Robotron, sebuah perusahaan elektronik besar di Dresden yang menjadi produsen komputer dan pusat penelitian microchip terbesar Blok Timur.
Saat itu fokus utama KGB adalah mencuri teknologi negara-negara Barat. Blok Timur sangat tertinggal di bidang teknologi. Pakar Jerman mengatakan para agen Stasi memilih menggunakan komputer Amerika Serikat (AS), Commodore dibandingkan komputer mereka sendiri.
Putin ketika itu terkenal karena mengirimkan para teknisi Blok Timur ke negara Barat atau merekrut orang-orang Barat dari Siemens dan IBM untuk datang ke Jerman Timur. Dari orang-orang Barat itu Putin juga dikabarkan mencari tahu tentang elektronik dan intelijen militer mengenai NATO.
KGB dikenal sebagai 'teman' Stasi dan mengandalkan bantuan polisi rahasia itu dalam aksi seperti membuat paspor atau SIM palsu yang digunakan membangun cerita rekaan mengenai tugas mereka di Jerman Timur. Puluhan ribu orang yang ditandai Stasi juga menjadi 'ketertarikan' KGB.
Menteri Keamanan Jerman Timur Erich Mielke mencoba menahan bantuan Stasi ke KGB yang akhirnya mengarah pada satu kasus di mana Putin diketahui terlibat di dalamnya.
Pada 29 Maret 1989 Mayor Jenderal Horst Bohm yang menjadi kepala cabang Stasi di Dresden menulis memo ke atasan Putin saat itu Jenderal Vladimir Shirokov.
Bohm mengeluh, KGB merekrut tentara cadangan Jerman Timur yang telah memasuki kehidupan sipil. Bohm mengatakan mereka 'kerap' direkrut sementara untuk misi khusus. Ia mengatakan, salah seorang tentara cadangan mengungkapkan mengenai 'pusat rekrutmen' di Dresden dan diminta berbicara dengan dua orang warga sipil Uni Soviet.
"Pembicaraan ini turut membahas pelatihan khusus menggunakan alat komunikasi tanpa kabel dan juga misi singkat tiga bulan sekali setiap tahun," kata Bohm dalam surat itu.
Namun Bohm mengeluh agen itu sudah bekerja untuk Stasi dan mendesak KGB untuk mundur. Ia mengatakan 'tidak mustahil' merekrut tentara cadangan Jerman Timur untuk menjalani pelatihan komunikasi tanpa kabel.
Bohm bunuh diri
Bohm kemudian bunuh diri. Tetapi kemudian salah satu ajudannya Horst Jemlich mengatakan KGB ingin mendapatkan teknologi Barat.
Aspek membingungkan dan tak terjelaskan dari surat Bohm adalah apa yang ia singgung mengenai 'intelijen militer' Uni Soviet. Lembaga yang berbeda dari KGB, tempat Putin bekerja. Ada kemungkinan Putin mengincar operasi militer Barat.
Putin sering meminta bantuan Stasi dalam urusan logistik seperti mendapatkan telepon yang mereka kendalikan dengan ketat dan apartemen.
Tugas resmi Putin adalah mengelola 'rumah persahabatan' Uni Soviet-Jerman di Leipzig dan melakukan sejumlah tugas tapi tampaknya tugas-tugas itu hanya cerita rekaan untuk menutupi tugas yang sesungguhnya.
Kerja sama yang Putin lakukan dengan Stasi membuatnya mendapat medali perunggu pada November 1987 dari petugas keamanan Jerman Timur. Tapi alasan penghargaan itu tidak diketahui.
Pada akhir 1980-an Putin pulang ke St Petersburg, Rusia untuk bekerja sebagai asisten rektor sebuah universitas selama satu setengah tahun. Ia mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan 'hubungan internasional'. Tapi tampaknya itu juga hanya cerita rekaan.
Ia masih bekerja untuk KGB dan merekrut dan memata-matai para mahasiswa. Putin mengaku tidak ada yang mengetahui ia seorang mata-mata. Rektor universitas itu pun tidak tahun.
Sebenarnya tidak banyak yang diketahui mengenai sepak terjadi Putin selama di KGB. Karirnya di dunia politik meroket saat keluar dari KGB dan membantu tokoh reformasi demokrasi Uni Soviet, Anatoly Sobchak pada tahun 1991.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: