Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Target Produksi 2 Juta Mobil Listrik Tesla Per Tahun, Elon Musk Bangun Pabrik Baru di China

        Target Produksi 2 Juta Mobil Listrik Tesla Per Tahun, Elon Musk Bangun Pabrik Baru di China Kredit Foto: Reuters/Mike Blake
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Produsen mobil listrik Tesla akan memulai pembangunan pabrik baru di Shanghai bulan depan. Kabar ini memperkuat komitmen Elon Musk untuk menggandakan produksi kendaraan listrik di China.

        Pabrik baru di pusat keuangan China akan memungkinkan Tesla untuk memproduksi hingga 2 juta unit per tahun. Tesla akan setara dengan produsen mobil lawas yang juga telah mendirikan operasi di negara Asia.

        Pabrik tersebut dijadwalkan akan dibangun di dekat pabrik Tesla saat ini, Gigafactory 3, di Lingang terdekat.

        Baca Juga: Mengejutkan! Gedung Putih Takut Undang Elon Musk untuk Ketemu Joe Biden, Lho Kenapa?

        Mengutip New York Post di Jakarta, Jumat (25/2/22) tahun lalu, fasilitas Toyota di China menghasilkan 1,6 juta mobil, sementara General Motors memproduksi 1,4 juta. Volkswagen juga berharap dapat meningkatkan kapasitas di China menjadi 1 juta kendaraan listrik pada tahun 2023.

        Tesla saat ini berada di jalur untuk memproduksi 1 juta mobil, termasuk sedan Model 3 dan crossover Model Yi di China tahun ini.

        Tidak seperti produsen mobil asing lainnya, Shanghai telah membebaskan Tesla dari kemitraan dengan pembuat mobil domestik yang memungkinkan perusahaan Musk emiliki fasilitas yang memproduksi produknya.

        Penjualan Tesla telah melonjak di China dan pabriknya di Shanghai telah menjadi pusat ekspor penting ke pasar seperti Jerman dan Jepang.

        Tahun lalu, mobil Tesla buatan China menyumbang sekitar setengah dari 936.000 kendaraan yang dikirimkan secara global, berdasarkan perhitungan Reuters menggunakan data Asosiasi Mobil Penumpang China.

        Hubungan Tesla yang semakin dalam dengan China telah dikritik di Amerika Serikat, terutama dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah di Beijing. Ketika Tesla membuka showroom di provinsi Xinjiang, Musk dituduh mendukung genosida.

        Pihak berwenang China diduga menargetkan Muslim Uyghur dan kelompok minoritas agama lainnya di Xinjiang sebagaitindakan keras yang oleh pemerintah AS disebut sebagai genosida.

        Beijing dituduh mendirikan kamp interniran dan fasilitas kerja paksa dalam tindakan brutal terhadap kelompok agama dan etnis di Xinjiang. Namun, pemerintah China membantah tuduhan tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: