Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tiga Pekerja Migran Asal Cianjur Berhasil Dipulangkan dari Riyadh Arab Saudi

        Tiga Pekerja Migran Asal Cianjur Berhasil Dipulangkan dari Riyadh Arab Saudi Kredit Foto: Jabar Quick Response
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Tiga pekerja migran asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akhirnya bisa kembali ke kampung halamannya setelah sebelumnya tertahan di Riyadh Arab Saudi. Hal tersebut berkat kolaborasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) di tingkat pusat maupun daerah.

        Ketua Umum Jabar Quick Response (JQR), Bambang Trenggono, mengatakan bahwa awalnya lembaga kemanusiaan JQR diintruksikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menyelesaikan masalah warga Jabar yang tertahan di Arab Saudi.

        Baca Juga: Pak Ridwan Kamil, Anda Disuruh Mundur Oleh DPRD Jawa Barat Kalau....

        "Pak Gubernur memiliki perhatian khusus terhadap nasib para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jabar. Maka dari itu, kami diminta langsung oleh beliau untuk mengawal proses pemulangan PMI asal Cianjur yang tengah bekerja di Riyadh, Arab Saudi," kata Bambang kepada wartawan di Bandung, Jumat (11/3/2022).

        Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu bernama Maisurah yang merupakan Pekerja Imigran Indonesia (PMI) dan dua anaknya tak bisa pulang ke Tanah Air. Pasalnya, selain tidak memiliki ongkos pulang, salah satu puteranya memiliki masalah kesehatan dan juga terkendala administrasi kependudukan.

        "Selain mengawal proses pemulangan Ibu Maisaroh dan kedua anaknya, proses pemulihan dan pengobatan anaknya juga menjadi prioritas kami. Maka dari itu, kami segera respons dan berkonsolidasi dengan OPD terkait, baik dari lingkup pemerintah provinsi maupun kabupaten," jelasnya.

        Bambang menyebutkan, dalam kasus tersebut pihak Pemprov Jabar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Dinas Sosial (Dinsos), dan juga Dinas Kesehatan Jabar berperan aktif dalam memberikan layanan perlindungan bagi PMI. "Hal ini merupakan ciri bagaimana negara hadir dalam permasalahan warganya di mana pun dia berada," ujarnya.

        Pihak JQR, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur juga memfasilitasi pengobatan Anwar, putera dari Maisurah. Anwar yang berusia 10 tahun itu didiagnosis tumor ganas. "Dari JQR akan melakukan pendampingan di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur sehingga pengobatannya terjamin," katanya.

        Bambang menjelaskan, saat ditemui di kediaman kerabatnya di Cianjur, Maisurah menceritakan bagaimana dirinya dan kedua anaknya bisa kembali ke kampung halamannya di Kampung Sukamanah, Kelurahan Cibinong Hilir, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Maisurah mengaku sejak tahun 2006 telah meninggalkan Cianjur dan bekerja di Arab Saudi dan tidak pernah sama sekali pulang.

        "Setelah suami wafat, kami pada Juli 2021 sudah ingin pulang ke Cianjur, tetapi terkendala biaya dan anak saya Anwar didiagnosis tumor ganas," imbuhnya.

        Beruntung, biaya pengobatan Anwar dibantu oleh majikan Maisurah dan pihak KBRI Arab Saudi. Maisurah akhirnya meminta bantuan KBRI untuk keinginannya kembali ke Tanah Air. "Dari KBRI informasinya sampai ke Pak Gubernur Ridwan Kamil, alhamdullilah takdirnya saya bisa pulang. Saya ucapkan terima kasih banyak buat Pak Gubernur Ridwan Kamil," ujarnya.

        Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Maisurah dan kedua anaknya dijemput pihak Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk diantar ke tempat karantina di Jakarta. Dari tempat karantina, kembali dijemput oleh pihak Kementrian Sosial dari Balai Ciungwanara Kabupaten Bogor.

        Dihubungi terpisah, Plt Kordinator Rehabilitasi Sosial Balai Ciungwanara Kemensos Santi Utami Dewi mengatakan, pihaknya memfasilitasi penanganan pertama pengobatan Anwar dan tempat karantina. Dari pemeriksaan awal oleh dokter spesialis, Anwar disarankan untuk melaksanakan pengobatan lanjutan.

        Kemensos juga mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemprov Jabar yang berkolaborasi dengan tingkat pusat dan daerah dalam kasus Maisurah. "Terima kasih banyak untuk Pemprov Jabar melalui JQR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan untuk memfasilitasi Ibu Maisurah," katanya.

        Adapun, Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, Provinsi Jabar menyumbang jumlah PMI terbanyak ke-3. Hal ini bergaris lurus juga dengan jumlah pemasalahan PMI. "Biasanya permasalahan timbul karena banyaknya PMI nonprosedural, masalahnya seperti deportasi, PMI ingin dipulangkan, gaji tidak dibayar, dan lainnya," katanya.

        Rachmat menjelaskan, dalam penyelenggaraan perlindungan PMI, pihak Pemprov Jabar membentuk Jabar Migran Service Centre (JMSC) yang berfungsi sebagai pusat layanan ketenagakerjaan. Selain itu, ada Satgas perlindungan PMI yang terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah dan Satuan Lembaga Kerja Vertikal.

        "Pada saat ini, Satgas yang dibantu oleh JQR sudah memfasilitasi kepulangan PMI atas nama Maisurah dan 2 anaknya. Mereka sudah tiba di Cianjur pada 9 Maret 2022," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: