Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perusahaan Sandiaga Bisa Untung Triliunan Cuma dari Investasi, Begini Ternyata Strateginya

        Perusahaan Sandiaga Bisa Untung Triliunan Cuma dari Investasi, Begini Ternyata Strateginya Kredit Foto: Instagram Sandiaga Salahudin Uno
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) perusahaan investasi yang dibangun oleh Menteri Parekraf, Sandiaga Uno berhasil mencatatkan Net Asset Value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah Perseroan yaitu sebesar Rp 56,3 triliun, terutama didukung oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan. Nilai tersebut meningkat 78 persen daripada NAV Saratoga di tahun 2020 senilai Rp 31,7 triliun. Laba bersih Saratoga naik 181,88% dari Rp8,83 triliun per Desember 2020 menjadi Rp24,89 triliun per Desember 2021.

        Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, kemampuan perusahaan portofolio investasi Saratoga dalam mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 di tahun 2021 menjadi kunci kinerja cemerlang Perseroan. Dengan didukung fundamental yang kokoh dan sektor bisnis yang strategis, mayoritas harga saham portofolio Saratoga mengalami kenaikan yang tinggi di tahun lalu.

        Baca Juga: Perusahaan Milik Sandiaga Uno Kipas-Kipas Cuan, Keuntungan Perusahaan Meroket Hampir Tiga Kali Lipat

        “Salah satu sumber pertumbuhan NAV Saratoga pada tahun lalu adalah lonjakan harga saham di hampir semua portofolio investasi kami terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX),” kata Michael melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin, 14 Maret 2022.

        Michael menjelaskan, kenaikan harga saham itu sejalan dengan kinerja keuangan yang juga semakin solid. Hal ini terbukti dari kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut terhadap pendapatan dividen Saratoga yang mencapai Rp 1,65 triliun selama tahun 2021, tumbuh 120 persen daripada tahun 2020 sebesar Rp 750 miliar.

        “Kami mengapresiasi langkah strategis dan taktis yang telah dilakukan sehingga mereka berhasil mengoptimalkan momentum pertumbuhan ekonomi yang terus membaik sejak tahun lalu. Ke depan, Saratoga akan terus terlibat aktif dalam proses pertumbuhan dan penguatan fundamental bisnis di setiap perusahaan investasi,” jelas Michael.

        Baca Juga: Sandiaga Uno Dukung Penuh Pengembangan Wisata Bahari dan Wisata Tepi Sungai di Pacitan

        Sesuai dengan komitmen Saratoga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, Perseroan juga terus mencari dan mengoptimalkan peluang melalui investasi baru. Selama tahun 2021, sejumlah langkah penting telah dilakukan Perseroan dengan melakukan investasi baru di tiga perusahaan startup, yaitu Xurya Daya Indonesia (Xurya), SIRCLO dan Fuse, juga investasi di perusahaan media digital dan periklanan yakni City Vision.

        Selain itu, Saratoga juga menambah kepemilikan sahamnya hingga akhir Desember 2021 dibandingkan Desember 2020, di PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dari 52,21 persen menjadi 56,69 persen dan PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) dari 8,39 persen menjadi 9,31 persen.

        Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, investasi baru yang dilakukan baik di perusahaan startup maupun media digital merupakan strategi Perseroan untuk terlibat aktif dalam mengoptimalkan peluang di industri digital dan infrastruktur yang terus bertumbuh. Saratoga juga secara proaktif ikut membantu investasi baru tersebut dalam mengembangkan strategi dan mengeksekusi rencana bisnisnya secara terukur dan optimal.

        “Selama tahun 2021 total investasi Saratoga mencapai sekitar Rp 1,32 triliun. Kami optimistis strategi investasi ini akan mampu menjaga kinerja Perseroan dapat terus tumbuh positif dan menjaga kelangsungan bisnis dalam jangka panjang,” jelasnya.

        Baca Juga: Bagi-bagi Dividen, Pemegang Saham Bank Mandiri Ketiban Durian Runtuh Rp16,82 triliun

        Devin juga menyampaikan bahwa di tengah situasi ekonomi yang sangat dinamis di tahun 2021, Saratoga berhasil menjaga efisiensi operasional dan kemampuan neraca yang kuat.

        “Rasio biaya operasional terhadap NAV sebesar 0,3 persen, sementara rasio pinjaman sekitar 5,8 persen. Kami terus berusaha untuk menjaga ruang efisiensi biaya operasional dan biaya pinjaman,” imbuh Devin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: