Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tidak sedikit membuat pasokan bahan baku kepada industri di dunia terganggu, tak terkecuali Indonesia. Salah satu industri yang terdampak di Indonesia adalah pupuk yang mengimpor bahan baku dari negara Eropa Timur.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Ramhad Pribadi mengatakan, tantangan dari adanya perang tersebut bagi perseroan adalah supply untuk NPK dengan dua bahan P atau Potash dan K atau Kalium yang tidak ada di Indonesia.
Baca Juga: PKT Buka Peluang Perluasan Pasar ke Amerika
"Bicara NPK (P dan K-nya) tidak ada di Indonesia dan harus impor. Perang di Ukraina dan Rusia memengaruhi hampir 40 persen lebih supply potash karena dihasilkan di Belarusia, Rusia," ujar Rahmad dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/3/2022).
Rahmad mengatakan, dampak dari perang tersebut membuat beberapa produk pupuk tidak bisa keluar dari area itu jadi harganya sekarang naik cukup signifikan, hampir 2 kali lipat untuk produk-produk yang dihasilkan daerah tersebut.
Meski begitu, perseroan telah mengambil langkah cepat dengan pada awal 2022 telah mengimpor bahan baku yang cukup banyak dari negara tersebut ketika sudah mulai terjadinya ketegangan.
"Jadi stok kami sekarang cukup dan melihat potensi dari suplyer lainya. Demikian juga untuk yang P kami mulai diversifikasi. Kami melakukan inovasi untuk mencari sumber-sumber lokal jadi tidak hanya source secara global, tapi juga lokal," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: