Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Singgung Eks HTI dan FPI, Refly Harun Senggol Menag Yaqut, Menohok!

        Singgung Eks HTI dan FPI, Refly Harun Senggol Menag Yaqut, Menohok! Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Refly Harun menyebut Menteri Agama (Menag) Yaqut Qoulil Qoumas kembali melakukan hal kontroversial dengan menyebut anggota eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan eks Front Pembela Islam (FPI) masih ada dan bergerak di bawah tanah.

        "Padahal mereka tidak bergerak di bawah tanah, ya sekarang mereka terang-terangan melakukan aktivitas meskipun tidak dengan atribut HTI dan FPI," ujar Refly seperti dilansir dari YouTube Relfy Harun Official, Jumat (1/4/2022).

        Baca Juga: Menag Yaqut Tuding Eks HTI dan FPI Gerak Bawah Tanah, Refly Harun: Padahal Geraknya Terang-terangan!

        Refly heran dengan kelakuan Menag Yaqut yang selalu membuat kontroversi. Bahkan kini menuding-nuding kelompok Islam yang berbeda haluan politik dengan kelompik Islam mainstream di bawah naungan Menag.

        "Seolah-olah jadinya kok berbeda ya, jadi katakanlah paling gampangnya seolah-olah Islam NU, GP Anshor berbeda dengan Islam HTI dan FPI," paparnya.

        Padahal ini hanya berbicara mengenai orientasi politik  saja, tidak berbicara mengenai keyanikannya.

        "Padahal dalam satu organisasi bisa saja orang memiliki orientasi politik berbeda, Misal Muhammadiyah yang sama-sama ada di kepengurusan. Yang satu jadi pendukung Jokowi dan yang satu tidak," paparnya.

        Menurut Refly hal yang biasa saja bila orientasi politik berbeda, sedangkan segi keyanikan tidak perlu dibeda-bedakan.

        "Ya memang pemerintah saat ini menabuhkan genderang perang ke HTI dan FPI, tapi ya biarkanlah itu jadi urusan Mendagri dan Menkumham saja, Nggak perlu jadi urusan Menteri Agama," ucapnya.

        Tugas Menteri Agama itu menyatukan ummat dan membuat ummat sejuk. Pejabat publik harus diingatkan agar tidak membuat kontroversi.

        "Tak perlu menjadi urusan Menteri Agama untuk melihat gerakan radikal itu, urusan Menag menyatukan ummat dan membuat ummat sejuk, lalu harus merangkul bukan gebuk memukul," pungkas Refly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfi Dinilhaq
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: