PT PLN (Persero) melakukan perjanjian kerja sama strategis dengan Yayasan WWF Indonesia demi mewujudkan komitmen dalam mendorong transisi energi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai dalam mencapai target Carbon Neutral di 2060 perlu langkah cepat dan masif yang dilakukan PLN.
Baca Juga: Kenali Nih! Sederet Manfaat Kompor Listrik Induksi PLN
Dalam menjalankan proyek energi bersih tersebut PLN sebagai perusahaan global juga perlu memenuhi standar sosial dan lingkungan berkelanjutan yang sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDG's).
"Kami menggandeng WWF untuk bisa mengembangkan standar lingkungan dan sosial untuk proyek infrastruktur energi terbarukan, yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (6/4/2022).
Darmawan mengatakan, PLN menargetkan pengembangan 20,9 GW pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti tenaga air, bayu, surya, dan panas bumi.
Walaupun merupakan energi bersih, dalam penyiapan dan pembangunannya, pembangkit tersebut dapat berpotensi berdampak pada keanekaragaman hayati (termasuk satwa dilindungi) dan sosial-ekonomi-budaya kepada masyarakat setempat.
Baca Juga: PLN Insurance Siap kelola ASO untuk PLN Persero
"Adanya kerja sama ini, dapat memperkuat sistem manajemen dan kebijakan pada perlindungan lingkungan sosial di PLN sehingga dampak terhadap lingkungan dan sosial dapat dihindari, diminimalisir, dan dimitigasi," ujarnya.
Dalam mewujudkan target carbon neutral, Darmawan menegaskan perseroan sudah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau. Dalam RUPTL Hijau ini, porsi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan pada 2030 ditargetkan mencapai 29 gigawatt (GW).
Untuk mencapai target tersebut, PLN bakal menambah pembangkit EBT baru hingga 20,9 GW. Khususnya, PLN juga akan mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit hijau.
Baca Juga: Kawal Pasokan Listrik Ramadan 2022, PLN Turunkan 4 Ribu Personel
Lanjutnya, pada tahun ini PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan sebesar 228 MW. Ia merinci, akan ada PLTP yang beroperasi sebesar 45 MW. Sedangkan PLTA dan PLTM akan bertambah 178 MW dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5 MW.
Maka dari itu, dengan adanya kerja sama ini ia berharap, pembangunan pembangkit energi terbarukan di PLN akan berjalan optimal sesuai target RUPTL, dan di saat yang sama tetap menjaga kelestarian lingkungan serta menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Adanya perangkat dan sistem perlindungan lingkungan dan sosial (safeguard) yang kredibel di mata internasional juga akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga dapat menarik pembiayaan, khususnya investasi hijau, untuk mengakselerasi pengembangan energi baru terbarukan," tutupnya.
Sementara itu, Chief Operating Officer WWF Lukas Adhyakso menjelaskan Yayasan WWF Indonesia bersama dengan PLN akan mengembangkan program peningkatan kapasitas, kajian, dan penyusunan rekomendasi kebijakan tentang penerapan pengamanan lingkungan dan sosial pada proyek infrastruktur energi terbarukan terutama mengenai keanekaragaman hayati.
Baca Juga: PLN Klaim Pasokan Listrik Jelang Ramadhan dan Idul Fitri di Nyatakan Aman
"Melalui kerja sama ini, pembangunan pembangkit energi terbarukan di PLN diharapkan akan berjalan optimal sesuai target RUPTL, dan di saat yang sama tetap menjaga kelestarian lingkungan dan menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar," ujar Lukas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar