Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bela 'Cuci Otak' dokter Terawan, Arief Poyuono 'Meledak-ledak' ke IDI: Menelanjangi Diri Mereka!

        Bela 'Cuci Otak' dokter Terawan, Arief Poyuono 'Meledak-ledak' ke IDI: Menelanjangi Diri Mereka! Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di antara isu yang cukup menghiasi lini masa pemberitaan akhir-akhir ini adalah pemecatan dokter terawan dari keanggotan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

        Tanggapan-tanggapan tentu berkisar pada kubu yang mendukung dan menolak.

        Bagi yang menolak pemecatan dokter Terawan ini berkisar pada alasan bahwa Terawan adalah salah satu anak bangsa terbaik dengan gebrakan di dunia medis, sedangkan yang kontra termasuk IDI adalah berkisar pada metodologi penelitian terawan pada terapi yang disebut “cuci otak” dianggap bermasalah dan tidak direkomendasikan untuk dilakukan.

        Mengenai Cuci otak dokter Terawan yang membuat IDI memecatnya, politisi Partai Gerindra Arief Poyuono memberikan tanggapannya.

        Baca Juga: Polemik dengan dokter Terawan, IDI "Disemprot" Arief Poyuono Sampai Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini

        Arief Poyuono menyatakan menyayangkan atas apa yang IDI lakukan terhadap terawan. Arief bahkan “menyemprot” IDI dengan menuding mereka tidak pernah membuat penelitian.

        “Koq bisa ormas LSM IDI membantah keputusan akademis dari UNHAS yang sudah menguji dan meluluskan Terawan? Padahal dokter-dokter IDI tidak pernah bikin penelitian. Ini kan menelanjangi diri mereka sendiri dihadapan masyarakat, betapa tidak kompetennya metodologi riset dan orientasi kedokterannya,” ujar Arief keterangan pers tertulis yang wartaekonomi.co.id terima, dikutip Jumat (8/4/22).

        Lebih lanjut, Arief bahkan menuding bahwa IDI dikuasai perusahaan obat asing.

        Ia mempertanyakan mana yang lebih baik antara rakyat dilayani oleh dokter IDI yang kebanyakan calo perusahaan asing, atau lebih baik ditangani oleh dokter asing dengan kompetensi yang jelas.

        “Selama ini masyarakat ditangani oleh dokter-dokter calo perusahaan obat asing, rebutan lapak dan egois. Ini berbahaya buat pasien dan masyarakat," ujarnya.

        Baca Juga: Terima Kasih Pak Jokowi Sudah Tegas ke "Pembantu" Anda Soal Penundaan Pemilu, Tapi Masalahnya…

        Arief bahkan blak-blakan menyebut bahwa dokter IDI tidak perlu dilindungi lagi agar bisa dipaksa bersaing secara fair dengan dokter asing.

        "Dulu kita melindingi dokter Indonesia agar kualitas mereka meningkat dan pelayanan kemasyarakat membaik. Ternyata mereka memilih jadi calo perusahaan farmasi asing dan rebutan lapak sendiri. Saatnya dokter asing diundang masuk sesuai dengan Omnibus Law,"tegas Arief Poyuono.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: