Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anggota MPR RI Zulfikar Achmad Yakin Paham Radikalisme Tak Akan Tumbuh di Pesantren, Alasannya ini..

        Anggota MPR RI Zulfikar Achmad Yakin Paham Radikalisme Tak Akan Tumbuh di Pesantren, Alasannya ini.. Kredit Foto: MPR
        Warta Ekonomi, Jambi -

        Anggota MPR RI Zulfikar Achmad menegaskan bahwa tak ada paham radikalisme yang berada serta tumbuh di Pesantren.

        Pesantren, kata Zulfikar adalah wadah bagi santri menerima pandangan moderat yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga pandangan radikalisme secara otomatis akan ditolak masuk ke pesantren dan tak akan laku menyusup ke golongan intelektual kaum santri.

        "Siapapun yang membawa paham radikalisme adalah orang-orang terkutuk yang ingin menghancurkan Islam," kata Zulfikar dalam kegiatan Empat Pilar Kebangsaan dan Kenegaraan di Pondok Pesantren La Tansa Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi (28 Maret 2022).

        Acara ini berlangsung meriah dengan kehadiran para santri muda mendengarkan paparan Zulfikar tentang pentingnya menjaga kesatuan negara berlandaskan empat pilar tersebut.

        "Negara kita lahir dari perbedaan jadi jangan sampai dengan perbedaan itu melahirkan permusuhan dan pertikaian, tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan terhadap sesama” kata dia.

        Pasalnya, Pesantren itu sebagai wadah melahirkan kaum–kaum cendikiawan muda anak bangsa yang berdasarkan pada keilmuan agama Islam yang moderat, sehingga paham radikalisme yang mengatasnamakan pesantren itu hal yang paling kotor dan tidak berdasarkan apapun. 

        Za sapaan hangat beliau mengatakan “Saya penuh keyakinan pesantren saat ini sudah sangat lebih modern dan logis dalam cara berfikir dan bertindak, sehingga tidak mudah akan hasutan yang menjerumuskan pada paham radikalisme," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: