Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Popularitas Rendah di Beberapa Wilayah, PKS Tetap Coba Tingkatkan Level Salim Segaf

        Popularitas Rendah di Beberapa Wilayah, PKS Tetap Coba Tingkatkan Level Salim Segaf Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menjelang Pemilu 2024, popularitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ternyata belum meningkat seperti partai-partai lain. Hal itu diakui oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.

        Salim mengatakan, PKS sendiri sudah memilih target untuk terus meningkatkan popularitas mereka. Terlebih mendekati tanggal pencoblosan dua tahun mendatang.

        Baca Juga: Hasil Survei Terbaru, Siapa Sangka Sosok Ahok Kalahkan Popularitas Ganjar

        "Terus terang kita di beberapa daerah popularitas partai belum seperti partai-partai lain, tapi mudah-mudahan semakin meningkat," kata Salim di Jakarta, Rabu (27/4/2022).

        Selain popularitas partai, PKS saat ini juga tengah berupaya menokohkan Salim di tingkat pemimpin nasional. Kendati begitu, PKS tidak benar-benar menargetkan Salim untuk menjadi calon presiden. Melainkan hanya mencoba menokohkan Salim.

        "Tapi belum masalah capres mencapres, kami belum. Jadi penokohan masih akan tetap berjalan. Nanti di tahun 2024 ya kita lihat, jadi sampai saat ini tetap bagaimana Ketua Majelis Syuro PKS hadir dalam level nasional dengan tokoh-tokoh nasional yang baik," tutur Salim.

        Sebelumnya, Salim memilih realistis perihal pencalonan dirinya menjadi presiden dalam Pilpres 2024.

        Ia tidak kukuh ingin dicalonkan sebagai presiden mengingat perolehan suara PKS yang tidak mencapai ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

        Hal tersebut menjadi jawaban Salim saat ditanya mengenai sikapnya apabila ada dorongan maju sebagai capres.

        "Kita realistis, sebab untuk maju kan butuh 20 persen. Suara kita (PKS) hanya 8 sampai 9 persen. Jadi kita harus realistis juga," ujar Salim di Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2022).

        Salim mengatakan dengan perolehan suara yang dimiliki, PKS tentunya tidak bisa sendirian untuk bisa mengusung calon presiden. Diakui Saleh, PKS perlu berkoalisi dengan partai lainnya.

        "Sebab tidak mungkin PKS akan maju sendiri, pasti akan berkoalisi dengan partai lain, paling sedikit 3 partai," kata Salim.

        Diketahui, Ketua DPP PKS Bidang Polhukam Almuzzammil Yusuf memilih realistis memasang target dalam Pilpres 2024. Kendati diakui banyak tokoh internal, namun PKS tidak muluk-muluk untuk mencalonkan kader sebagai presiden melainkan hanya calon wakil presiden.

        Muzzammil mengaku bahwa dalam dunia politik semuanya serba memiliki kemungkinan. Namun melihat kenyataan, PKS lebih optimis apabila pilihan mereka realistis.

        "Dalam posisi saat ini, kita posisi kita baik sebagai capres maupun cawapres, walaupun kita sebagai king maker dalam dunia politik ini semuanya mungkin, semuanya mungkin," kata secara daring, Selasa (1/2/2022).

        "Tapi kalau orang bicara angka realistis, ada yang lebih realistis dari presiden, ada yang lebih realistis dari cawapres. ada yang mungkin realistis sebagai pengusung," sambungnya.

        Tetapi untuk menatap Pilpres mendatang, dikatakan anggota DPR RI itu bahwa harapan realistis PKS ialah kader internal mereka berpeluang menjadi cawapres, bukan capres.

        "Tapi saat ini kita paling tidak cawapres. nah begitu," ujarnya.

        Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera menjawab mengapa mereka tidak pernah mencalonkan presiden dari kader internal selama perjalanan politik partai dalam mengikuti empat kali pemilihan umum.

        Jawaban disampaikan Muzzammil menanggapi pertanyaan dari Ketua DPP PKS Bidang Humas A. Mabruri dalam side event discussion dalam rangkaian acara Rakernas PKS.

        Muzzammil mengatakan mengapa tidak ada calon sendiri dari PKS dalam gelaran pilpres lantaran tidak ada partai politik yang mau.

        "Ya tadi kan kita bicara kolaborasi ya. Kita mengajukan calon kita, (misal) Bung Mabrur kita calonkan, ternyata partai lain nggak mau. Gimana coba?" kata Muzzamil.

        Mengingat proses pencalonan tidak bisa dilakukan PKS sendiri, melainkan kesepakatan koalisi.

        "Namanya kolaborasi itu sama-sama sepakat, gak bisa dipaksain. Kalo kita paksain, gak bisa ikut kita. Makannya di situ ada dialog," ujar Muzzammil.

        Kekinian, dikatakan Muzzammil PKS sedang mencoba melakukan penokohan terhadap tokoh senior politik mereka, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.

        "Sekarang kita penokohan. Kita ingin tokoh kita terus naik. Sehingga orang ketika bicara nasionalis-religius ya wajar tokoh PKS gitu, ketika tokoh kita menguat ada Habib Salim, ada tokoh lain kan banyak, tokoh Sumatera-nya, tokoh Jawa Barat, Jawa Tengah, dan lain-lain," ujar Muzzammil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: