Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Musim Liburan Lebaran Tiba, Waspada Penyebaran Covid-19 di Tempat Wisata

        Musim Liburan Lebaran Tiba, Waspada Penyebaran Covid-19 di Tempat Wisata Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Pelonggaran aturan perjalanan oleh pemerintah diprediksi akan membuat angka kunjungan wisatawan di Jatim meningkat, oleh karena itu diharapkan  seluruh pengelola obyek wisata di Jatim mempersiapkan masing-masing tempatnya dengan memperhatikan kapasitas maksimal dan prosedur Kesehatan agar tidak berpotensi menjadi tempat penyebaran Covid 19. 

        Hal ini dikatakan  ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Daerah Jatim Mochamad Soleh di Surabaya kemarin terkait dampaknya penuhnya obyek wisata di Jatim 

        “Akomodasi, tempat makan dan toko penjual makanan khas serta cinderamata disekitar obyek wisata akan dipenuhi oleh wisatawan”. Kata Soleh. 

        Baca Juga: Mau Keliling Jakarta Gratis? Transjakarta Sediakan Bus Wisata Nih Rutenya

        Adapun tempat wisata di Jatim yang diprediksi akan membludak kunjungannya antara lain wilayah Kota Batu, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan di kawasan Padusan dan  Pacet, Mojokerto. 

        Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik pada mudik Lebaran 2022 bisa mencapai 85,5 juta orang. Sebanyak 16,8 juta orang diantaranya memiliki tujuan ke wilayah Jatim. Maka kata Soleh pergerakan orang dan wisatawan ke wilayah itu diperkirakan cukup tinggi saat libur Lebaran kemarin. Ditambah lagi, masa libur dan cuti bersama Lebaran tahun ini cukup panjang, yaitu sekitar 10 hari. 

        Hal senada disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada sabtu 23 April, 2022 kemarin. Bahwa tempat wisata pada titik-titik tertentu bisa menjadi favorit kunjungan wisatawan pada musim libur Lebaran tahun ini. 

        "Kapasitas maksimalnya harus ditentukan," singkat Khofifah. 

        Baca Juga: Jadi Pembicara Kunci di PBB, Menparekraf Sandiaga Pastikan Pariwisata Indonesia Bangkitkan Ekonomi

        Menurut Khofifah, dengan adanya pendataan terkait kapasitas maksimal tersebut, maka pengawasan terhadap risiko penyebaran virus bisa diminimalisasi. 

        "Jadi kalau ada kapasitas maksimalnya, lebihnya bisa menunggu sampai yang ada di dalam keluar. Ini pesan kita kepada seluruh bupati / wali kota untuk menentukan kapasitas maksimal," ujarnya. 

        Sementara kondisi Industri Akomodasi di Jatim Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau okupansi hotel berbintang selama Nopember 2021 sebesar 52,82 persen atau naik 3,56 poin dibanding Oktober 2021 yang sebesar 49,26 persen. 

        "TPK merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan tingkat produktivitas usaha jasa akomodasi. Jika TPK besar dan cenderung mendekati 100 persen, maka dapat diartikan bahwa sebagian besar kamar akomodasi laku terjual," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Jatim, Umar Sjaifudin. 

        Baca Juga: Kemenparekraf Pastikan Kesiapan Kawasan Wisata Uluwatu Bali Sambut Libur Lebaran 2022

        Sementara itu, Kota Surabaya sebagai Ibukota Provinsi Jatim  dan  indikator perkembangan ekonomi di Jatim, mulai merasakan peningkatan jumlah kedatangan wisatawan ke Surabaya pada bulan Maret, 2022, begitu pula hunian akomodasi di Surabaya mulai menggeliat selaras dengan penurunan kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir. Ini di antaranya terlihat pada okupansi sejumlah tempat penginapan di Surabaya yang mulai penuh. 

        "Kami dapat laporan, Sabtu Minggu (okupansi hotel) sudah 100 persen. Tapi, rata-rata 80-90 persen," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, beberapa hari lalu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: