Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Temui Megawati, Prabowo Bawa Misi Jokowi Soal Luhut?

        Temui Megawati, Prabowo Bawa Misi Jokowi Soal Luhut? Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati di kediamannya di Jalan Teuku Umur, Jakarta Pusat, diyakini tidak hanya bicara soal 2024, tetapi juga membicarakan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang belakangan sudah tidak dinginkan PDIP berada di jajaran Kabinet Indonesia Maju.

        Pasalnya, politisi Partai Golkar itu dinilai sudah kerap kali offside. Apalagi, belakangan Luhut juga tengah menjadi sasaran kritik pedas dan keras dari politisi serta kader PDIP.

        Baca Juga: Puja-Puji Prabowo Usai Temui Khofifah..

        Begitu analisis pengamat politik Jamiluddin Ritonga kepada RMOL, Selasa (3/5/2022). Menurut Jamiluddin, salah satu indikasi kuat Luhut jadi "menu" pembicaraan adalah Prabowo lebih dulu menemui Presiden Jokowi di Yogyakarta sebelum akhirnya bertandang ke Megawati.

        "Hal ini menguatkan dugaan Prabowo membawa misi untuk menyelesaikan persoalan memanasnya hubungan PDIP dengan Jokowi akibat dominannya peran LBP," kata Jamiluddin.

        Jamaluddin menambahkan, Presiden Jokowi nampaknya meminta Prabowo Subianto untuk meluluhkan hati Megawati. Indikasi itu bisa menjadi benar karena dalam pertemuan itu juga dihadiri Kepala BIN Budi Gunawan.

        Sementara, Budi Gunawan adalah sosok yang selama ini mendapat kepercayaan tinggi dari Ketua Umum PDIP itu. Dengan demikian, kata Jamaluddin, makin menguatkan dugaan ada hal genting yang dibicarakan dalam pertemuan Prabowo dengan Megawati.

        "Jadi, Prabowo diduga membawa misi dari Jokowi untuk dapat menyelesaikan persoalan LBP. Harapannya, Megawati dapat menerima LBP tetap ada di kabinet Jokowi," paparnya.

        Menurut Jamiluddin, hal itu cukup penting bagi Presiden Jokowi yang dinilai tidak ingin kehilangan PDIP sebagai partai utama koalisi. "Bagi Jokowi, tanpa PDIP kabinetnya akan rapuh. Hal ini tentu tidak dikehendaki setidaknya hingga berakhirnya masa jabatannya di tahun 2024," terangnya.

        Sementara itu, jika Presiden Joko Widodo kehilangan LBP, kabinet Indonesia Maju tidak akan lagi kokoh. "Jokowi juga tidak ingin kehilangam LBP karena LBP bagi Jokowi adalah pilar utama kabinet yang dipimpinnya. Tanpa LBP, kabinetnya juga akan rapuh," katanya.

        Kendati demikian, Jamiluddin tak bisa mengira-ngira apakah "misi" Prabowo itu berhasil atau tidak. "Tampaknya misi itulah yang dibawa Prabowo ke Teuku Umar. Masalahnya apakah Prabowo berhasil? Kiranya waktu yang akan menjawabnya," tandas Jamiluddin Ritonga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: