Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bertemu, Duet 'Pembantu' Jokowi dan AHY Dinilai Sulit untuk Menang: Tak Memberi Prospek...

        Bertemu, Duet 'Pembantu' Jokowi dan AHY Dinilai Sulit untuk Menang: Tak Memberi Prospek... Kredit Foto: Partai Demokrat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

        Pertemuan elite politik tanah air itu pun mendapat respons dari banvak pihak, salah satunya pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga.

        "Kemungkinan mereka membicarakan peluang koalisi," ujar Jamiluddin dilansir dari GenPI.co, Minggu (8/5). 

        Jamiluddin mengatakan, jika berbicara soal koalisi, kemungkinan masih sebatas penjajagan saja.

        Sebab, kata Jamiluddin, situasi politik saat ini sifatnya masih sangat cair.

        Baca Juga: Sebut Nama SBY, Anak Buah Haji Giring Ganesha Kasih Penjelasan Soal Dukung Amandemen Konstitusi

        “Dilihat dari perolehan suara, dua partai itu sudah cukup untuk mengusung pasangan capres," jelasnya. 

        Jamiluddin menambahkan, mereka tidak perlu repot-repot mencari partai lain untuk berkoalisi.

        “Jika dua partai ini mengusung Airlangga-AHY atau sebaliknya, peluang untuk menang berat," kata Jamiluddin.

        Tentu bukan tanpa alasan Jamiluddin menyatakan bahwa duet kedua ketum itu sulit memang pada Pilpres 2024. 

        Sebab, elektabiltas keduanya cenderung statis dan rendah.

        Selain itu, kata Jamiluddin, keduanya sama-sama berasal dari partai nasionalis.

        Baca Juga: Habib Kribo Koar-koar Anies Baswedan Bawa Perpecahan, Respons Refly Harun Menggelegar: Dia Sendiri…

        "Ini akan memberatkan pasangan tersebut untuk menang jika diusung pada Pilpres 2024," jelasnya.

        Selain itu, pasangan tersebut juga tidak bisa menghilangkan polarisasi yang kental di tanah air. 

        "Oleh karena itu, pasangan ini tak memberi prospek untuk menyatukan anak bangsa," ujar Jamiluddin. (*)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: