Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hasil Survei: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Keok Lawan 'Pembantu' Jokowi di Kelompok Pemilih Ini

        Hasil Survei: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Keok Lawan 'Pembantu' Jokowi di Kelompok Pemilih Ini Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lembaga Survei Jakarta (LSJ) merilis survei terbaru tentang calon presiden pilihan generasi digital natives. Hasilnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi capres yang paling banyak dipilih.

        Prabowo dalam survei itu mengungguli Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Yakni 24,9 persen generasi memilih Prabowo Subianto jika Pilpres dilaksanakan hari ini.

        "Berdasarkan hasil survei LSJ, sebanyak 24,9 generasi digital natives mengaku akan memilih Prabowo Subianto jika Pilpres dilaksanakan hari ini," ujar Peneliti Senior LSJ Fetra Ardianto dalam paparannya dalam rilis survei ' Capres Pilihan Generasi Digital Natives' secara virtual, Kamis (19/5/2022).

        Kemudian 20,6 persen mengaku akan memilih Anies Baswedan, lalu 12,4 persen memilih Ganjar Pranowo dan 10,1 persen menjatuhkan pilihan pada Sandiaga Uno.

        Baca Juga: Ustaz Abdul Somad (UAS) Disebut Extremist oleh Singapura, Rocky Gerung: Jokowi Harusnya Tersinggung!

        Sementara kata Fetra, dari hasil survei LSJ, nama-nama seperti Ridwan Kamil mendapat 5,7 persen, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 5,4 persen, dan Dedi Mulyadi memiliki tingkat elektabilitas 3,6 persen.

        Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 1,8 persen, Erick Thohir 1,3 persen, Moeldoko 1,1 persen, Mahfud 0,8 persen, Airlangga Hartarto 0,8 persen, Muhaimin Iskandar 0,5 persen, Puan Maharani 0,2 persen.

        "Nama-nama capres lain memiliki elektabilitas yang kurang signifikan di kalangan generasi digital natives," ucap Fetra.

        Fetra menilai generasi digital natives merupakan kelompok generasi yang melek internet dan memiliki banyak preferensi informasi. Sehingga kata Fetra, mereka sangat berhati-hati dalam menjatuhkan pilihan.

        "Ini terlihat dari hasil survei LSJ bahwa proporsi generasi digital natives yang mengaku masih mungkin berubah pilihan (swing voters) masih cukup besar (hampir 50 persen). Generasi digital/ natives adalah mereka yang berfikir rasional sehingga pilihannya terhadap capres juga lebih bersifat rasional daripada emosional," tuturnya.

        Tak hanya itu, Fetra mengungkapkan dari hasil survei LSJ menunjukkan rendahnya elektabilitas Ganjar Pranowo di kalangan generasi digital natives.

        Meskipun dalam berbagai rilis lembaga survei elektabitas Ganjar disebut cukup tinggi, namun kata Fetra, di kalangan digital natives ternyata tidak terlalu menarik.

        "Hanya 12,4 persen anak-anak digital natives yang mengaku akan memilih Ganjar jika Pilpres dilaksanakan hari iri. Ini tentu sebuah fenomena anomali, mengingat Ganjar merupakan salah satu capres yang paling banyak manggung di media sosial yang notabene merupakan panggungnya anak anak muda," kata Fetra.

        Sementara Prabowo lanjut Fetra, justru mendapatkan empati dari generasi digital natives.

        "Sebaliknya Prabowo Subianto yang akhir-akhir belum terlalu mengandalkan media sosial untuk bersosialisasi sebagai capres, justru mendulang banyak empati dari generasi digital natives," katanya.

        Sebagai informasi, generasi digital natives merupakan generasi yang lahir berdampingan dengan teknologi informasi (generasi di bawah 35 tahun).

        Berdasarkan data BPS 2021, proporsi generasi ini mencapai 434 dari total populasi Indonesia dan sebagian besar dan mereka akan menjadi pemilih pemula (first time voters) dalam Pemilu 2024 nanti.

        Baca Juga: Heboh Ustaz Abdul Somad (UAS), Dugaan Rocky Gerung Tajam: Intelijen Singapura Beroperasi di Sini

        Untuk diketahui survei dilakukan tanggal 15 sampai 28 April 2022 di 34 provinsi yang ada di seluruh Indonesia.

        Proses pengambilan sampel dilakukan secara purposif dengan klasifikasi berdasarkan usia 15 sampai 34 tahun (generasi digital natives).

        Proses penentuan jumlah responden dengan metode Lemeshow diperoleh 1225 sampel dengan margin of error +/-2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui teknis wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: