Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Seruan 'Lanjutkan', Teguran Jokowi Hati-hati: Yang Ngomong Bukan Saya, Demo Dong Pak Bahlil!

        Ada Seruan 'Lanjutkan', Teguran Jokowi Hati-hati: Yang Ngomong Bukan Saya, Demo Dong Pak Bahlil! Kredit Foto: Instagram/Joko Widodo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seruan 'lanjutkan' yang disampaikan oleh Ketua HIPMI Mardani H Maming dari atas panggung dijawab Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat sambutan perayaan 50 tahun HIPMI, Jokowi mengatakan, jika harus berhati-hati di tahun politik.

        "Tadi banyak yang bilang 'lanjutkan', 'lanjutkan', saya yang didemo," ucap Jokowi, Jumat (10/6/2022).

        Baca Juga: Mardani Teriak "Lanjutkan" Jabatan Presiden, Jokowi: Yang Ngomong Bukan Saya, Yang Didemo Saya

        Diketahui, sebelum Jokowi menyampaikan sambutannya, Ketua Umum HIPMI Mardani H Maming menyerukan lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan soal pemerintahan Jokowi dari atas panggung.

        "Saya harus memberikan keyakinan kepada Bapak Presiden Joko Widodo, beliau adalah keluarga HIPMI, beliau adalah Presiden HIPMI pertama, apapun kebijakan beliau di 2024 kita keluarga HIPMI siap mendukung dan mengikuti apa pun petunjuk beliau. Lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan!" kata Mardani.

        "Kejadiannya sudah terjadi, pertama [yang] menyampaikan [lanjutkan], Pak mantan ketua HIPMI, Pak Menteri Investasi, karena alasan ini, ini, ini 'lanjutkan'. Besoknya, enggak ada sehari saya didemo besar-besaran. Lho yang ngomong bukan saya, yang didemo saya. Demo dong Pak Bahlil," ungkap Jokowi disambut tawa hadirin.

        Baca Juga: Langsung Dihadapan Jokowi, Menteri Bahlil Ajak Pengusaha HIPMI Teriak 'Lanjutkan!'

        Menteri Investasi Bahlil Lahadalia diketahui dalam acara rilis temuan survei Indikator Politik Indonesia pada 10 Januari 2022 menyebut para pelaku usaha di Indonesia ingin agar Pemilu 2024 diundur sebab situasi dunia usaha mulai kembali bangkit setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir.

        "Nanti ini saya kalau tidak jawab, bukan HIPMI yang didemo, tapi saya. Hati-hati, sekali lagi ini tahun politik," tambahnya.

        Presiden pun menyebut yang ia pahami dari pernyataan "lanjutkan" Mardani adalah soal keberlanjutan program pemerintah.

        "Tapi saya tangkap yang dimaksud dilanjutkan itu adalah programnya. Pemimpinnya siapa pun terserah tapi yang dilanjutkan adalah program-programnya, supaya ada kontinuitas, supaya ada keberlanjutan," ungkap Jokowi.

        Presiden menyebut jangan sampai saat satu pemimpin sudah mengerjakan satu program tapi saat terjadi pergantian pemimpin, tidak dilanjutkan.

        Baca Juga: Keluhan Jokowi Soal Usul Penambahan Masa Jabatan Presiden: Hati-Hati, yang Didemo Saya

        "Ini yang bahaya, dan selalu kalau seperti itu, mulai dari TK lagi. Sudah ke SMP, sudah ke SMA, ganti pemimpin mulai lagi dari TK lagi. Kapan kita akan sampai ke lulus universitas?" bebernya.

        Apalagi masalah yang dihadapi negara-negara saat ini, menurut Presiden Jokowi, bukanlah masalah yang enteng.

        "Semua negara mengalami hal yang sama, ketidakpastian. Jangan sampai juga karena kita nanti ada perhelatan pemilu dan pilkada ketidakpastian itu tambah lagi," tambahnya.

        Baca Juga: "Pak Jokowi Jangan Sandiwara, Kalau Setia sama PDIP Harusnya Copot Luhut Binsar Pandjaitan"

        Masalah ketidakpastian tersebut, diyakini Presiden Jokowi dialami oleh semua pemimpin negara. "Semua kepala negara, saya pastikan, mengalami [ketidakpastian, red]. Urusan pemulihan ekonomi karena pandemi belum selesai, belum rampung, ditambah lagi perang di Ukraina, jangan sampai tambah lagi urusan di dalam negeri, setuju? Karena masalah politik di 2024, setuju?" katanya.

        Presiden juga memperingatkan penurunan proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi negara berkembang oleh Bank Dunia yang sebelumnya diperkirakan 6,6 persen menjadi 3,4 persen.

        "Anjlok betul, tapi kita alhamdulilah di kuartal pertama kemarin bisa tumbuh 5,01 persen. Tidak ada negara G20 yang tumbuh 5,01 persen," ungkap Presiden.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: