Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Survei LSI: Airlangga Masih Kuat sebagai Capres 2024

        Survei LSI: Airlangga Masih Kuat sebagai Capres 2024 Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto masih menjadi yang pertama dalam pemetaan Suara Masyarakat Terhadap Kondisi Politik dan Ekonomi menjelang Pemilu Serentak 2024 dalam Rangka Penguatan KualitasDemokrasi Pengumpulan data dilakukan pada 4 sampai 20 juni 2022.

        Direktur Eksekutif, Laboratorium Suara Indonesia (LSI)  Albertus Dino S.Phil mengatakan, Laboratorium Suara Indonesia mengelar penelitian survei dengan tujuan survei ini akan melakukan pemetaan kondisi sosial, politik, ekonomi dan hukum (serta keamanan) di Indonesia setahun menjelang Pemilu 2019 dengan menggunakan kaca mata publik calon pemilih.

        Albertus menyebutkan, survei ini bertujuan, antara lain untuk mengukur ketertautan (engagement) dan partisipasi politik warga. "Mengukur penilaian dan dukungan publik terhadap prinsip dan sistem demokrasi serta institusi politiknasional," kata Albertus dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022)," ujarnya. 

        Selain itu,  mengukur preferensi pemilih terhadap figur calon presiden dan partai politik, serta mengukur evaluasi publik terhadap keadaan ekonomi dan kinerja pemerintah (approval rating). Metodelogi populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah dewasa, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.

        Pada media 2018 KPU memperkirakan jumlah pemilih pada Pemilu 2019 akan mencapai 185 juta orang. Adapun sedangkan sampel dalam survei LSI ini dilakukan dengan mengunakan jumlah sample sebanyak 2200 sample dan sample yang bisa, terverifikasi sebanyak 2080 sample.

        Laboratorium Suara Indonesia mengelar penelitian survei dengan Tujuan survei ini akan melakukan pemetaan kondisi sosial, politik, ekonomi dan hukum (serta keamanan) di Indonesia setahun menjelang Pemilu 2019 dengan menggunakan kaca mata publik calon pemilih.

        Survei ini bertujuan, antara lain untuk, mengukur ketertautan (engagement) dan partisipasi politik warga. Tak hanya Mengukur penilaian dan dukungan publik terhadap prinsip dan sistem demokrasi serta institusi politik nasional.

        Mengukur preferensi pemilih terhadap figur calon presiden dan partai politik. Mengukur evaluasi publik terhadap keadaan ekonomi dan kinerja pemerintah (approval rating). Metodelogi populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah dewasa, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.

        Sementara itu, responden di 710 desa/kelurahan yang tersebar di 388 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan jumlah sampel ini,diperkirakanmarginoferror(MoE)sebesar ±2,15%padatingkat kepercayaan95%.

        Dia menjelaskan, pengumpuan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) oleh enumerator yang telah dilatih dengan instrumen kuesioner. Satu pewawancara bertugas untuk 1 desa/kelurahan dan mewawancarai 10 responden.

        Pengumpulan data dilakukan pada 4 s.d.20 juni 2022. Kendali kualitasdilakukan secara random terhadap 75% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check), penyaksian wawancara atau pengecekan via telepon.

        Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak bertingkat (multi-stage random sampling) hingga unit keluarga. Pemilihan individu responden di dalam keluarga terpilih menggunakan kish grid. Berikut ini langkah yang dilakukan dalam pemilihan sampel.

        "Validasi sampel Berikut ini distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan wilayah domisili responden, baik berdasarkan provinsi maupun kategori Jawa-luar Jawa. Secara umum, distribusi sampel dalam survei ini cukup mendekati distribusi pada tingkat populasi, berdasarkan data BPS," ucapnya. 

        Hasil temuan survei terkait ketertarikan responden untuk mengikuti berita politik, intensitas mereka mendiskusikan masalah politik dengan orang lain. Beberapa intensi masyarakat untuk mengikuti berita dan desas desus politik atau pemerintahan? Survei ini menemukan bahwa hanya sekitar 39,8% atau hampir 4 dari 10 orang responden tertarik untuk mengikuti berita tentang politik atau pemerintahan, sedangkan lebih dari setengah responden lainnya (60,2%)menyatakan tidak tertarik dan tidak intens mengikuti berita dan desas desus terkait politik atau pemerintahan.

        Kemudian, konsumsi Pemberitaan Politik Oleh Masyarakat hasil survei terkait data tentang konsumsi berita politik dan penggunaan media baru seperti media sosial dan aplikasi chatting yang semakin populer di tengah masyarakat.

        Seberapa sering Masyarakat Indonesia mengakses (membaca,menulis, mendengar, atau menonton) berita atau informasi mengenai masalah politik atau pemerintahan hasil survei menunjukan bahwa media online menjadi media yang paling sering digunakan (56,7 %) responden untuk memperoleh informasi tentang politik, sedangkan media cetak adalah yang paling jarang digunakan.

        Temuan hasil penelitian survei 

        1. Ketertarikan dan hubungan masyarakat dengan isu isu dan masalah politik a. Hasil temuan survei terkait ketertarikan responden untuk mengikuti berita politik, intensitas mereka mendiskusikan masalah politik dengan orang lain. Seberapa intensi masyarakat untuk mengikuti berita dan desas desus politik atau pemerintahan? Survei ini menemukan bahwa hanya sekitar 39,8% atau hampir 4 dari 10 orang responden tertarik untuk mengikuti berita tentang politik atau pemerintahan, sedangkan lebih dari setengah responden lainnya (60,2%) menyatakan tidak tertarik dan tidak intens mengikuti berita dan desas desus terkait politik atau pemerintahan. 

        Seberapa sering Masyarakat Indonesia saat ini membicarakan masalah politik atau pemerintahan antar sesama anggota masyarakat bersama keluarganya, temannya atau tetangganya, hasil temuan survei menunjukan Hanya sekitar 20,1 % responden yang mengaku sering membicarakan masalah politik dengan orang lain. Sebanyak 40,8% mengaku jarang dan 39,1% lainnya mengaku tidak pernah mendiskusikan politik dengan orang lain.

        Konsumsi Pemberitaan Politik Oleh Masyarakat. Hasil survei terkait data tentang konsumsi berita politik dan penggunaan media baru seperti media sosial dan aplikasi chatting yang semakin populer di tengah masyarakat.

        Seberapa sering Masyarakat Indonesia mengakses (membaca,menulis, mendengar, atau menonton) berita atau informasi mengenai masalah politik atau pemerintahan hasil survei menunjukan bahwa media online menjadi media yang paling sering digunakan (56,7 %) responden untuk memperoleh informasi tentang politik, sedangkan media cetak adalah yang paling jarang digunakan. 

        Hanya sekitar 7,2% responden yang mengaku sering membaca berita politik di media cetak, 90,3% responden lainnya menyatakan jarang atau bahkan tidak pernah mengakses berita politik di media cetak . Akses berita politik di Televisi justru lebih tinggi dibandingkan media cetak, dimana 12,5% responden mengaku sering mengakses berita menggunakan media ini

        Hasil survei menunjukan bahwa dari demographi usia, prosentase responden tertinggi yang mengaku sering menonton berita politik di televisi ada di kelompok usia 24-38 tahun (29,2%).Persentase responden tertinggi yang mengaku sering membaca berita politik di media cetak ada di kelompok usia 39-53 tahun (8,5%) dan terendah di usia 54-72 tahun (6,7%). Sementara itu, responden dengan usia 17-23 tahun adalah responden yang paling banyak mengaku sering mengakses berita politik melalui media online (44,9%).

        Hasil survei diketahui bahwa Sebanyak 57,8% responden mengaku mempunyai (menggunakan) akun media sosial, seperti tfacebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya. Dan Yang menggunakan aplikasi chattingseperti Whatsapp, Line, dan sebagainya sekitar 81,7%.

        Dari sisi penggunaannya, media sosial dan/atau aplikasi chatting responden paling sering mengunakan untuk mengakses berita politik sebanyak (71,0%), kemudian mendiskusikan masalah politik (9,9%), dan membagikan informasi-informasi politik dan pemerintah (8,4%). Hanya sedikit responden menggunakannya untuk membantu kampanye partai atau kandidat danmenyampaikan keluhan kepada pemerintah.

        Partisipasi masyarakat dalamPerkumpulan/Organisasi masyarakat/Parpol Sebanyak 20,8% responden mengaku mengikuti dan aktif terlibat dalam perkumpulan warga di sekitartempat tinggal, seperti menjadi pengurus RT,PKK, Karang Taruna dan sebagainya.

        Persentase partisipasi aktif responden yang paling tinggi adalah dalamperkumpulan keagamaan (49,2%) ,Perkumpulan Profesi (10,2%) dan yang terendah adalah dalam perkumpulan Partai Politik (5,2%). Selebihnya tidak ikut berpartisipasi dalam perkumpulan apapun Proporsi responden yang berpartisipasi aktif dalam keempat jenis perkumpulan masing-masing lebih rendah dari proporsi responden yang tidak ikut terlibat menjadi anggotanya.

        Penilaian terhadap Demokrasi. Dalam penelitian Survei ditanyakan kepada responden tentang seberapa sering mereka mendengar atau membaca/melihat istilah demokrasi. Sebanyak 46,8% responden mengaku sering, 30,8% mengaku jarang, dan 22,4% mengaku tidak pernah.

        Dalam Penelitian ini didapati juga persepsi masyarakat dalam penerapan sistim demokrasi di Indonesia sejak reformasi dimana Sekitar 37,8% responden setuju dengan pernyataan bahwa demokrasi menghambat pembangunan karena pembuatan keputusan berlangsung lambat dan bertele-tele dan menyebabkan peningkatan korupsi dan politik dinasti , sedangkan 41,3% lainnya menyatakan tidak setuju. 

        Terhadap pernyataan bahwa demokrasi merugikan kelompok minoritas, 38,9% responden menyatakan setuju dan 48,1% tidak setuju. Sementara itu, tingkat persetujuan bahwa demokrasi mengakibatkan pertentangan dan polarisasi di masyarakat adalah yang tertinggi (45,7%), lebih tinggi dibandingkan yang menyatakan tidak setuju (30,3%).

        Namun walaupun demikian Secara umum, dukungan terhadap demokrasi masih relatif tinggi, dimana mayoritas responden (69,7%) setuju bahwa demokrasi tetap lebih baik dari bentuk pemerintahan manapun. Namun, ada 15,9% responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

        Mayoritas responden (80,2%) menilai bahwa Indonesia saat ini demokratis. Hanya10,7% responden yang menyatakan sebaliknya. Sementara itu, saat ditanya apakah demokrasi cocok untuk diterapkan di Indonesia, 82,8% menyatakan sistem ini cocok bagi Indonesia dan hanya 12,4% yang menyatakan tidak cocok. 

        Penilaian Warga terhadap Kinerja Pemerintah. Hasil Survei , pada Mei 2022 ada sebanyak 75,6% responden yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Dari 2200 respoden tersebut, mayoritas responden atau sebanyak 53,2% merasa puas karena menganggap pemerintahan Jokowi sering memberi bantuan sosial, permodalan pada usaha kecil, program prakerja kepada rakyat kecil disaat perekonomian rakyat sedang mengalami kesulitan akibat dampak covid 19.

        Sedangkan sebanyak 22,4 % responden yang puas menilai kinerja Jokowi dalam membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, bendungan, dan lain-lain namun, ada 24,4% responden yang merasa tidak puas karena berbagai alasan, mulai dari harga harga kebutuhan sembilan bahan pokok yang meningkat, kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil, serta pemberian bantuan yang tidak merata atau tepat sasaran.juga dan tidak puas karena masih banyaknya pengangguran, kemiskinan tidak berkurang, utang negara semakin tinggi, dan kondisi politik yang tidak stabil. 

        Lanjut dia, terdapat tiga masalah utama yang disoroti oleh 70,2 masyarakat adalah ekonomi yang meliputi kesulitan ekonomi dan pengangguran akibat dampak covid menjadi dipersoalan di masyarakat kemudian sebanyak 40,2% masyarakat juga menyoroti tentang tentang kemiskinan dan ketimpangan sosial dimasyarakat, kemudian sebanyak 78,2 persen masyarakat menyoroti masalah korupsi yang sangat massive diera pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

        Dari hasil survei didapati bahwa sebanyak 79,4 % respoden optimis pemerintahan hasil pemilu 2024 akan jauh lebih baik dari sekarang dan sebanyak 20,6% mengatakan akan biasa biasa saja atau sama saja dengan pemerintahan saat ini Perilaku Memilih. Warga MenjelangPemilu 2024.

        Pilihan Masyrakat Terhadap Partai Politik jika pemilu digelar saat dilakukan penelitian ini dalam survei ini responden ditanyakan mengenai pilihan partai politik jika pemilihan anggota DPR diselenggarakan pada hari saat wawancara survei dilakukan. Jika pemilu legislatif yang memilih anggota DPR diselenggarakan pada hari ini, partai politik apa yang akan Anda pilih? Elektabilitas Partai Gokar paling tinggi (16,2 %). 

        Dengan memasukkan hitungan MoE, ada dua partai yang berpeluang mempunyai dukungan suara di atas 10% saat survei dilakukan, yaitu PDI Perjuangan (14,7%) dan Partai Gerindra (14,4%).

        Partai lain yang memperoleh suara di atas ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4% adalah Partai Demokrat (6,1%). PKS (5,2%) ,PKB (4.8%), PAN (4,7%) , PPP (4,3%), dan Nasdem (4,1%). Kemudian Partai yang dibawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold seperti Perindo (2,2%) ,yang paling mengejutkan dalam penelitian ini Partai debutan baru reinkarnasi dari Partai Rakyat Demokratik memiliki tingkat elektabilitas mencapai (2,2%) dan partai peserta pemilu 2019 lainnya berserta partai Gelora, Buruh dan Ummat tingkat keterpilihannya dibawah 1 persen namun masih ada 16,7% responden dalam survei ini yang tidak menjawab pertanyaan. 

        Masyarakat Terhadap Tokoh Bakal Calon Presiden. Dari hasil survei didapati bahwa sebanyak 91,7% respoden menginginkan sosok presiden setelah Jokowi ialah sosok presdien yang mampu memeperbaiki perekonomian dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat ,dengan alasan selama covid mereka banyak mengalami penurunan pendapatan serta  kehilangan mata pencaharian. sebanyak 27,6 % responden menginginkan sosok presiden yang merakyat , sebanyak 82,7 persen menginginkan sosok presiden yang bisa dan punya rekama jejak yang bekerja nyata dan kerjanya dirasakan oleh masyarakat dan bukan sosok yang suka pencitraan tapi kerja tidak nyata.

        Dari tokoh tokoh yang masuk radar penelitian awal LSI melalui penelitian media online ,medsos dan media televisi didapati bahwa nama tokoh tokoh bakal capres saat ini sebagaian besar merupakan pejabat negara dan pejabat publik di era pemerintahan presiden Jokowi-Maruf amin, dengan  simulasi pertanyaan kepada 2080 respoden, dengan pertanyan “setujukah anda bahwa tokoh tokoh bakal capres yang saat ini ada menjabat dipemerintahan dalam kinerja dan programnya serta kebijakannya telah memberikan dampak positif bagi kehidupan ekonomi keluarga anda, respoden diminta memeberikan pendapat pada setiap tokoh bakal capres tersebut".

        Hasilnya nama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto disetujui oleh sebanyak 48,3 persen respoden sebagai Tokoh bakal Capres yang rekam jejak kinerja, program program dan kebijakannya telah memberikan pengaruh yang positive pada kehidupan ekonomi dan Sosial masyarakat. Kemudian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disetujui oleh 12,4 persen, Anies Baswedan 10,2 persen, Puan Maharani 9,2 persen, Khofifah Indarparawansa 9,2 persen, Prabowo Subianto 7,2 persen, Ridwan Kamil 7,1 persen, Erick Thohir 5,2 persen, Sandiaga Uno 4,2 persen, Andika Perkasa 1,9 persen, La nyalla mataliti 1,6 persen, Muhaimin Iskandar 1,2 persen.

        Setelah diberikan pertanyaan tentang tokoh tokoh bakal capres yang saat ini ada menjabat dipemerintahan terkait kinerja dan programnya serta kebijakannya apakah telah memberikan dampak positif bagi kehidupan ekonomi 7 sosial keluarga responden, lalu 2080 responden diberikan pertanyaan “jika hari ini digelar pemilihan presiden tokoh mana yang akan anda pilih sebagai Presiden RI? hasil survei menunjukan nama Airlangga Hartarto paling banyak dipilih oleh responden dengan tingkat keterpilihan sebanyak 28,2 persen ,kemudian disusul oleh Ganjar Pranowo dipilih sebanyak 10,8 persen, Prabowo Subianto 9,2 persen, Andika Perkasa 7,2 persen, Anies Baswedan 5,2 persen, La Nyalla Mataliti 3,3 persen, Khofifah Indarparawansa 3,2 persen, Puan Maharani 2,2 persen, Ridwan Kamil 1,8 persen, Erick Thohir 1,6 persen, Sandiaga Uno 1,4 persen, Muhaimin Iskandar 1,2 persen dan yang tidak memilih sebanyak 24,7 persen. 

        Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Andalas Asrinaldi mengatakan, jika melihat hasil survei Labolatorium Suara Indonesia (LSI) sudah terlihat jelas bahwa program yang dilakukan Menteri Perekonomian,  Airlangga Hartarto telah menunjukkan kinerjanya yang sangat baik sebagai menteri perekonomian dan membawa perubahan kepada ekonomi meskipun belum normal atau stabil.l

        "Telah ada peran Meko perekonomian dalam membantu penangan ekonomi ditengah covid-19 harus diapresiasi, " ucapnya. 

        Jika melihat peluang Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres), dia menilai Airlangga Hartarto memiliki peluang besar di Pemilu 2024. Kinerja Airlangga bisa menghantarkan  ketum Golkar sebagai tokoh politik yang elektabilitas tinggi.

        "Peluang Airlangga Jadi capres 2024 sangat besar meskipun harus bersaing dengan tokoh nasional seperti Prabowo,  Puan Maharani,  Ganjar, Anies dan lainnya. Bukan hanya itu. Airlangga masih menjadi sosok yang kuat di tengah masyarakat meskipun dia telah mendapatkan hati kalangan anak muda," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: