Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pas Putin Siap Sambut Jokowi, Amerika Mau Jor-joran Lindungi Setiap Inci Wilayah NATO, Waspada

        Pas Putin Siap Sambut Jokowi, Amerika Mau Jor-joran Lindungi Setiap Inci Wilayah NATO, Waspada Kredit Foto: Reuters/Kuba Stezycki
        Warta Ekonomi, Washington -

        Amerika Serikat akan meningkatkan kehadiran militernya di seluruh Eropa setelah NATO menyetujui "perubahan mendasar" dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.

        Sikap terbaru AS ini terjadi di tengah rencana pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow, Kamis (30/6/2022), sebagai bagian dari misi menciptakan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

        Baca Juga: Boris Johnson: Karena Putin Macho, Terjadilah Perang Ukraina, Kalau Wanita Mungkin Tidak

        Sehari sebelum melawat ke Moskow, Presiden Jokowi telah bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky, Kyiv, Rabu (29/6/2022).

        Di hadapan Zelensky, Presiden Jokowi juga tetap menyampaikan pentingnya penyelesaian damai dan mengatakan bahwa spirit perdamaian tidak boleh luntur.

        Indonesia tahun ini berkedudukan sebagai presiden kelompok negara G20, yang menempatkan Presiden Jokowi di pusaran urusan internasional.

        Sejumlah pemimpin Barat mendesak Presiden Jokowi agar tidak mengundang Presiden Putin dalam pertemuan puncak G20 di Bali November mendatang.

        Markas militer permanen di Polandia

        Untuk meningkatkan kehadiran militernya di Eropa, AS akan membangun markas besar militer secara permanen di Polandia.

        Adapun kapal-kapal perang AS akan dikirim ke Spanyol, pesawat-pesawat tempurnya akan diterbangkan ke Inggris, dan pasukan angkatan daratnya akan berada di Rumania.

        Presiden AS Joe Biden mengatakan NATO "dibutuhkan sekarang lebih dari sebelumnya".

        Aliansi militer itu mengalami perombakan terbesar sejak Perang Dingin, kata Sekjen NATO, Jens Stoltenberg.

        Rencana baru dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina ini artinya akan ada lebih dari 300.000 tentara dalam kesiapan tinggi pada 2023, naik dari 40.000 tentara yang ada sekarang.

        Inggris tingkatkan jumlah pasukan

        Biden mengatakan pada pertemuan puncak di Madrid bahwa NATO akan "diperkuat ke segala arah di setiap medan --darat, udara dan laut".

        Kementerian Pertahanan Inggris juga mengatakan pihaknya secara signifikan meningkatkan ketersediaan pasukan untuk pertahanan kolektif NATO.

        Baca Juga: Dendam ke Amerika dan Inggris Terbalas, Rusia Bersumpah Jepang Target Selanjutnya

        Artinya, akan lebih banyak kapal perang, pesawat tempur, dan pasukan darat yang siap tempur.

        Kementerian Pertahanan Inggris tidak akan memberikan perincian tentang jumlahnya, karena informasi ini tergolong "masalah sensitif bagi militer".

        Pengumuman AS tentang rencana kehadiran pasukan militernya di seluruh Eropa, tetapi secara khusus akan ditekankan di Eropa timur, yang ditandai rencana pembangunan markas permanen yang baru.

        Di sanalah, rencananya Korps ke-5 Angkatan Darat akan berbasis.

        'Pertahankan setiap inci wilayah anggota NATO'

        Dalam pertemuan tingkat tinggi Nato di Madrid, Biden mengulangi komitmen NATO untuk "mempertahankan setiap inci" wilayahnya.

        Dia mengatakan: "Kami bersungguh-sungguh ketika kami mengatakan serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua."

        Langkah-langkah tersebut meliputi:

        Meningkatkan armada kapal angkatan laut AS jenis perusak di Spanyol dari empat menjadi enam unit.

        Kehadiran satu "brigade rotasi" tambahan di Rumania yang terdiri dari 3.000 petempur dan 2.000 personel kombatan lainnya.

        Lebih dari dua skuadron pesawat tempur siluman F-35 akan ditambahkan ke Inggris.

        Pertahanan udara tambahan dan kemampuan lainnya akan ditempatkan di Jerman dan Italia.

        Sejauh ini kehadiran militer Inggris di Estonia sudah naik hampir dua kali lipat, dengan kehadiran lebih dari 1.600 tentaranya di sana.

        Pada pertemuan puncak, para pemimpin NATO menyepakati untuk menerima negara-negara Nordik yang sebelumnya netral, Finlandia dan Swedia, untuk bergabung dalam aliansi itu.

        Keanggotaan dua negara itu perlu diratifikasi oleh pemerintah dari 30 negara anggota NATO.

        Joe Biden mengatakan keputusan ini "justru" tidak diinginkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengatakan strateginya menyerang Ukraina merupakan bumerang.

        NATO sepakati 'paket bantuan komprensif' bagi Ukraina

        Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan Finlandia dan Swedia telah secara resmi diundang untuk bergabung.

        Dia menggambarkannya sebagai "proses pencapaian tercepat yang pernah ada", seraya memperkirakan akan ada kemajuan cepat yang terus berlanjut.

        Finlandia dan Swedia saat ini harus menunjukkan bahwa mereka memenuhi standar NATO dalam politik, hukum, dan angkatan bersenjata mereka - sesuatu yang diharapkan relatif mudah bagi negara-negara Nordik.

        Stoltenberg mengatakan Ukraina dapat terus mengandalkan bantuan aliansi dalam menghadapi agresi Rusia "selama diperlukan".

        Dia kemudian menambahkan Ukraina berjuang untuk kemerdekaannya, tetapi juga demi nilai-nilai yang dimiliki NATO.

        Dia mengatakan negara-negara anggota NATO telah menyetujui "paket bantuan komprehensif" untuk Ukraina.

        Di antaranya mencakup bahan bakar, pasokan medis, pelindung tubuh, sistem anti-drone, dan peralatan untuk menjinakkan ranjau.

        Semua referensi kemitraan dengan Rusia atau China telah berlalu.

        Dalam dokumen setebal 11 halaman, Konsep Strategis yang diperbarui NATO menjelaskan bagaimana aliansi tersebut memandang adanya ancaman yang dihadapi negara-negara demokrasi Barat dan bagaimana rencana untuk menghadapinya.

        Federasi Rusia, kata NATO, adalah ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan aliansi militer ini, perdamaian, serta stabilitas di kawasan Euro-Atlantik.

        Dokumen itu menyebut, kami tidak dapat menganggap Rusia sebagai "mitra kami", tetapi "kami tetap bersedia membuka saluran komunikasi dengan Moskow" demi mencegah eskalasi.

        Kemitraan strategis yang mendalam antara Rusia-China bertentangan dengan nilai-nilai dan kepentingan NATO, demikian penjelasan dokumen itu.

        Mengacu pada pernyataan Presiden Putin yang berulang-ulang bahwa dia memiliki gudang senjata nuklir berskala besar, NATO menegaskan bahwa mereka punya senjata penangkal nuklir yang diklaim tangguh.

        Jika ada yang menggunakan senjata nuklir untuk melawan NATO, ungkap dokumen itu, maka aliansi itu memiliki kemampuan dan tekad untuk membebankan biaya yang "tidak dapat diterima" pada musuh. Tapi keadaan ini, tambahnya, "sangat jauh".

        Dokumen tersebut tidak menjelaskan secara rinci di mana NATO berencana menempatkan tambahan kekuatannya.

        Tetapi pintu mereka tetap terbuka untuk anggota baru, katanya, dan dengan kata-kata yang akan semakin mengganggu Kremlin: "Kami akan terus mengembangkan kemitraan kami dengan Bosnia dan Herzegovina, Georgia dan Ukraina."

        Pertemuan puncak para pemimpin negara anggota NATO menggambarkan cetak biru bagi panduan baru aliansi tersebut.

        Disebutkan Rusia adalah "ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan Sekutu dan perdamaian serta stabilitas di kawasan Euro-Atlantik".

        Pernyataan bersama menambahkan bahwa "kami tidak dapat mengabaikan kemungkinan serangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial sekutu".

        Di sisi lain, Putin mengatakan dia tidak dapat mengesampingkan bahwa ketegangan akan muncul antara Rusia dan Swedia dan Finlandia setelah mereka bergabung dengan NATO.

        Putin kemudian mengatakan Moskow akan menanggapinya dengan serius apabila infrastruktur NATO didirikan di negara-negara tersebut.

        Dia mengatakan para pemimpin NATO ingin "menegaskan supremasi mereka, ambisi imperium mereka", tetapi dia juga mengatakan bahwa Rusia "tidak ada masalah" dengan bergabungnya Finlandia dan Swedia ke blok tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: