Abu Janda Bikin Gaduh Sebarkan Video Editan Soal Pernyataan Anies Baswedan, Omongan Refly Harun Nggak Main-main: Yang Jadi Masalah…
Kredit Foto: Pemprov DKI Jakarta
Lewat akun instagram miliknya, Permadi Arya alias Abu Janda diduga menyebarkan video Hoax Anies Baswedan yang memberikan pernyataan terkait kegiatan bersama ACT. Video tersebut bahkan diyakini hoax karena sudah melalui proses editing dan berbeda dari pernyataan Anies yang sebenarnya.
Sudah banyak bantahan terkait video tersebut dan Abu Janda pun mengaku hanya melakukan parodi untuk lucu-lucuan.
Mengenai ulah Abu Janda soal video pernyataan Anies Baswedan ini, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut memberikan komentar.
Refly Harun megungkapkan bahwa dirinya sepakat dan mendukung penuh prinsip demokrasi, dalam masalah kaitannya dengan masalah Abu Janda-Anies adalah bagaimana sebuah informasi yang salah lalu dibandingkan dengan informasi yang sebenarnya, dan itu sudah dilakukan beberapa pihak.
Namun, Refly juga menyinggung apabila informasi tersebut sudah diketahui salah atau tidak benar, tetapi masih disebarkan untuk menyudutkan pihak tertentu.
“Yang jadi masalah bagaimana kalau disinformasi itu memang disengaja betul bukan karena dia tidak mengetahui informasi yang sesungguhnya. Misalnya dia tahu informasi yang sesungguhnya lalu dia sengaja dia edit-dipotong untuk mendiskreditkan, kalau itu sudah by intention,” ujar Refly melalui kanal Youtubenya, dikutip Minggu (10/7/22).
Tak berhenti sampai di situ, Refly juga menyoroti tajam pengakuan Abu Janda bahwa video yang dia buat adalah untuk parodi saja.
Refly bahkan menyinggung kasus Abu Janda terdahulu yang bahkan dinilai sudah menyenggol masalah sara.
“Enak sekali, Allahu Akbar! Enak banget menjadikan (video Anies) bisa diparodikan. Ingat saya kata-kata Haris Pertama yang mengadukan Abu Janda dalam kasus penyebaran kebencian berbasis SARA ke Natalius Pigai. Sampai sekarang nggak jelas juga kasusnya seperti apa, speechless,” jelas Refly.
Ulah Abu Janda kali ini menurut Refly bisa masuk dalam kategori delik penghinaan, penyebaran kebencian, dan penyebaran berita bohong. Tapi Refly sendiri kurang setuju jika kasus Abu Janda masuk dalam delik penyebaran kebencian berbasis SARA.
Dalam lanjutan pembahasannya, Refly mengungkapkan bahwa sebenarnya ulah Abu Janda tidak perlu menunggu pengaduan baru pihak berwajib melakukan tindakan.
“Hal seperti ini tidak perlu diadu-adukan, karena bukan delik aduan sesungguhnya, ini tindak pidana yang bisa segera ditindaklanjuti oleh pihak berwajib,” jelas Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto