Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wakil Ketua Umum Partai Garuda Soal Figur Publik yang Mendompleng Popularitas CFW: Ibarat Anak-Anak Tongkrongan Ngerusak Suasana

        Wakil Ketua Umum Partai Garuda Soal Figur Publik yang Mendompleng Popularitas CFW: Ibarat Anak-Anak Tongkrongan Ngerusak Suasana Kredit Foto: IST
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi angkat bicara mulai bermunculannya figur publik seperti artis dan politisi yang belakangan mendompleng popularitas Citayam Fashion Week (CFW).

        Bisa disebut tokoh publik seperti Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, serta belakangan yang paling disorot adalah Baim Wong yang gerak cepat (gercep) mematenkan CFW ke Dirjen Hak Kekayaan Intetelektual Kemenkumham.

        Dia menilai figur publik yang kelewatan dengan sikap oportunisnya lalu mendompleng kreasi anak muda tersebut.

        "Mereka punya cara tersendiri untuk bersenang-senang, punya dunia sendiri untuk menyalurkan energi muda. Sangat menyenangkan. Tapi semua itu ternodai ketika para politisi dan publik figur ikut terlibat. Semua kesenangan akhirnya berubah menjadi tuntutan. Anak-anak ini terintimidasi untuk tampil, sehingga yang tadinya apa adanya, menjadi ada apanya. Sudah tidak lagi original," kata Teddy Gusnaidi kepada WARTA EKONOMI.

        Teddy menilai ekspresi natural dari kreasi anak muda itu dari awal hanya aspek hiburan semata lalu dikapitalisasi oleh figur publik.

        "Ibarat anak-anak tongkrongan yang sebelumnya asik, lalu datang orang oportunis jadi merusak suasana," tegasnya.

        "Tempat berekspresi akhirnya menjadi arena sirkus para oportunis," terangnya.

        Dia menilai Citayam Fashion Week itu sudah jadi sesak karena mulai berdatangan pemain baru dengan tujuan yang tidak murni lagi sehingga mengganggu pengguna jalan umum.

        "Tempat berekspresi itu terancam ditutup, sudah ada desakan sana sini, karena memang kegiatan itu sudah mengganggu masyarakat umum. 

        Yang dirugikan adalah anak-anak muda tersebut, mereka akhirnya tersingkir dengan hadirnya para oportunis. Kenapa tidak biarkan mereka berekspresi apa adanya sih?," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: