Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenperin Antisipasi Dampak Konflik China-Taiwan

        Kemenperin Antisipasi Dampak Konflik China-Taiwan Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku telah mengantisipasi dampak konflik China-Taiwan terhadap industri manufaktur dalam negeri.

        "Kami sudah antisipasi waktu ada faktor luar yang mungkin bisa jadi penghambat masuknya bahan baku dan penolong dari sumbernya," kata Ignatius Warsito, Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, kepada wartawan di pabrik PT Golden Dacron, Serang, Banten, Selasa (9/8/2022).

        Menurutnya, aspek yang menjadi prioritas Kemenperin adalah memastikan pasokan bahan baku domestik. Untuk itu, Kemenperin melakukan komunikasi dengan asosiasi-asosiasi terkait, seperti Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI). Kemudian, seluruh pihak melakukan business matching guna menemukan pasokan dalam negeri yang mungkin dalam kondisi terbatas.

        Baca Juga: Jajaki Pasar Internasional, Golden Dacron dan Informa Ekspor 100 Produk Furnitur Lokal ke Singapura

        "Kemudian kami mengevaluasi kebijakan apa yang akan kami lakukan untuk menyiasati kala mana pasokan dari bahan baku ini menjadi kendala," jelasnya.

        Dari kondisi itu, Kemenperin akan mencari alternatif bahan baku lainnya agar dapat mengisi kekosongan pasokan bahan baku yang mengalami krisis. 

        Ignatius mencontohkan pasokan garam yang belakangan mulai dikembangkan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). "Kami juga sudah berkomunikasi dengan BRIN supaya ada bahan baku yang bisa menggantikan bahan baku yang masih diimpor," tuturnya.

        Seperti diketahui, hubungan antara China dan Taiwan mulai kembali memanas usai Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan. Akibat kunjungan tersebut, China menggelar latihan militer di Selat Taiwan. Sementara area tersebut merupakan titik vital yang digunakan sebagai jalur lintasan untuk pengiriman peralatan militer kepada pasukan Taiwan maupun sekutu AS.

        Dengan demikian, China dikatakan memblokir akses ke seluruh pulau dengan mencegah keluar-masuknya kapal dan pesawat, baik komersial maupun militer. Selain itu, China juga menerbangkan sejumlah pesawat dan menembakkan rudal langsung di dekat Taiwan.

        Hal serupa juga dilakukan oleh Taiwan. Militer Taiwan juga melangsungkan latihan usai kejadian China meluncurkan rudal di sekitar Taiwan. Namun, Taiwan mengklaim latihan itu digelar bukan sebagai respons atas sikap China, melainkan latihan rutin militer Taiwan sebagai persiapan atas ancaman invasi militer China. Pasalnya, China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya sehingga masih memiliki keinginan untuk merebut kembali wilayah tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: