Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mahasiswa Papua Dapat Kesempatan Bekerja di Selandia Baru

        Mahasiswa Papua Dapat Kesempatan Bekerja di Selandia Baru Kredit Foto: Unsplash/Roell de Ram
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mahasiswa dari Papua yang sebelumnya merasa resah dengan studinya di Selandia Baru, kini berhasil mendapatkan visa kerja di perusahaan konstruksi disana.

        Sebelumnya diberitakan sekitar 40 mahasiswa dari Papua yang tengah belajar di berbagai perguruan tinggi di Selandia Baru ini terancam diberhentikan beasiswanya. 

        Pada bulan Desember lalu, mahasiswa tersebut menerima surat dari Pemerintah Provinsi Papua yang menyatakan bahwa tunjangan hidup, biaya perjalanan dan studi mereka dihentikan dan harus pulang karena studinya yang tidak sesuai harapan. Sekitar 12 orang telah kembali ke rumah, dan mahasiswa lainnya turut khawatir jika bernasib sama.

        Pada bulan Mei, 8 siswa menyelesaikan kursus pertukangan kayu di politeknik Palmerston North UCOL, namun tetap tidak ada kepastian pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Papua. 

        Kemudian, adanya komunikasi dengan Gereja Grace City di Palmerston North, para mahasiswa asal Papua ini disarankan untuk menghubungi Patrick Phoa, sebagai penasihat kesehatan dan keselamatan untuk Konstruksi V-Pro di Manawatu, dan akhirnya mendapatkan visa kerja melalui dukungan dari perusahaan tersebut.

        Salah satu mahasiswa, Roy Towolom, mengaku bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan dan tinggal di Selandia Baru.

        “Ini keajaiban. Ini sangat tidak nyata. Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa putra Papua telah mendapat kesempatan yang baik.” katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/8/2022)

        Saat ini mereka tinggal bersama, mendapatkan penghasilan dan mampu membiayai hidupnya.

        Towolom mengatakan ini adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk belajar dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. 

        Ketika Patric Phoa melakukan wawancara dengan para mahasiswa tersebut. Tak disangka, mereka menyatakan sangat senang dapat berkontribusi untuk masyarakat Papua

        Sebelumnya Patric Poa bekerja di institut tersier IPU Selandia Baru.

        “Saya memperlakukan mereka seperti anak saya. Saya juga menjaga mereka.” katanya.

        Pemilik perusahaan dan direktur pelaksana Jacky Xing mengatakan bahwa 8 mahasiswa tersebut telah dibimbing dan dilatih untuk dapat beradaptasi di bidang konstruksi. 

        Jacky Xing mengaku iba saat mendengar kondisi para mahasiswa asal Papua.

        “Kami benar-benar ingin membantu begitu kami tahu mereka berada dalam situasi kritis. Kami tahu kami harus bertindak cepat.”

        Kini, Himpunan Mahasiswa Papua Oseania telah mengadvokasi para mahasiswa yang kehilangan beasiswanya.

        Dari siswa yang tersisa di UCOL, satu masih menunggu visa kerja dan yang lainnya masih menunggu pembayaran uang kuliah yang sempat tertunda untuk dapat melanjutkan studi kembali. 

        Mahasiswa lain saat ini berkuliah di IPU, Massey University, University of Canterbury, University of Waikato, Auckland University of Technology dan Ardmore Flying School, yang sedang bekerja di perusahaan konstruksi. 

        Beberapa masih memiliki biaya kuliah yang ditanggung oleh pemerintah provinsi, sementara yang lain bekerja dengan pemerintah provinsi untuk membayar biaya atau untuk mendapatkan visa baru.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: