Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan Ditusuk hingga Sekarat, Penikam: Saya Tidak Salah, Dia Menyerang Islam

        Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan Ditusuk hingga Sekarat, Penikam: Saya Tidak Salah, Dia Menyerang Islam Kredit Foto: Reuters/Ritzau Scanpix/Carsten Bundgaard
        Warta Ekonomi, Manhattan, New York -

        Penikam Novelis Salman Rushdie pada Kamis (18/8/2022) mengaku tidak bersalah. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Hadi Matar, yang melakukan percobaan pembunuhan tingkat dua dan tuduhan penyerangan, ditahan tanpa jaminan.

        Matar didakwa di Gedung Pengadilan Chautauqua County atas dakwaan percobaan pembunuhan tingkat dua, dengan ancaman hukuman maksimum 25 tahun penjara, dan dakwaan penyerangan.

        Baca Juga: Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan Sekarat, Iran: Darahnya Halal

        Matar telah berada di penjara sejak penangkapannya. Ketika sidang, dia mengenakan jumpsuit bergaris abu-abu, masker berwarna putih, dan tangannya diborgol. Hakim David Foley memerintahkan Matar untuk tidak melakukan kontak dengan Rushdie.

        Foley menyetujui permintaan pengacara pembelanya untuk mengeluarkan perintah pembungkaman sementara, yang melarang para pihak membahas kasus tersebut di media.

        Foley akan mempertimbangkan permintaan pembela untuk membebaskan Matar dengan jaminan. Matar akan kembali menjalani sidang pada September mendatang.

        Serangan penikaman itu terjadi 33 tahun setelah pemimpin tertinggi Iran saat itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan dekrit yang menyerukan umat Islam untuk membunuh Rushdie. Seruan ini dicetuskan beberapa bulan setelah Rushdie menerbitkan buku "The Satanic Verses" atau "Ayat-Ayat Setan".

        Buku tersebut menimbulkan kontroversi karena mengungkapkan penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Rushdie bersembunyi di bawah perlindungan polisi Inggris selama sembilan tahun. Pada 1998, pemerintah pro-reformasi Iran di bawah Presiden Mohammad Khatami menjauhkan diri dari dekrit tersebut. Dia mengatakan bahwa, ancaman terhadap Rushdie telah berakhir.

        Tetapi dekrit itu tidak pernah dicabut. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang merupakan penerus Khomeini, pada 2019 mengatakan bahwa dekrit terhadap Rushdie "tidak dapat dibatalkan."

        Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh New York Post pada Rabu (17/8/2022), Matar mengatakan, dia  menghormati dan mengagumi Khomeini. Tetapi Matar tidak mengatakan apakah penikaman yang dilakukannya terinspirasi oleh dekrit yang diserukan Khomeini.

        Matar mengatakan, dia telah membaca beberapa halaman dari buku "The Satanic Verses". Dia juga menonton video Rushdie di YouTube. Sejak itu, Matar mengaku tidak menyukai Rushdie karena telah menyerang Islam.

        "Saya tidak terlalu menyukainya. Dia adalah seseorang yang menyerang Islam, dia menyerang kepercayaan mereka, sistem kepercayaan," ujar Matar.

        Matar adalah seorang Muslim Syiah yang lahir di California dari sebuah keluarga asal Lebanon. Jaksa mengatakan, Matar pergi ke Chautauqua Institution untuk menghadiri kuliah umum Rushdie. Matar menempuh jarak sekitar 19 kilometer dari tempat tinggalnya di wilayah Danau Erie. Matar membeli tiket untuk menghadiri kuliah umum Rushdie.

        Saksi mata mengatakan tidak ada pemeriksaan keamanan yang ketat di Chautauqua Institution, dan Matar tidak berbicara ketika dia menyerang Rushdie  Dia ditangkap di tempat kejadian oleh polisi Negara Bagian New York setelah dijatuhkan ke lantak oleh peserta kuliah umum lainnya.

        Rushdie menderita luka parah dalam serangan itu, termasuk kerusakan saraf di lengannya, luka di hati, dan kemungkinan kehilangan matanya. Namun kondisinya telah membaik sejak akhir pekan, dan ventilatornya telah dilepas. Rushdie lahir di India dari keluarga Muslim Kashmir. Dia kemudian pindah ke Inggris dan Amerika Serikat (AS). 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: