Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemulihan Ekonomi Indonesia Lebih Cepat dan Tinggi Dibandingkan Negara Lain, Ini Kata Sri Mulyani!

        Pemulihan Ekonomi Indonesia Lebih Cepat dan Tinggi Dibandingkan Negara Lain, Ini Kata Sri Mulyani! Kredit Foto: Antara/POOL/Nyoman Budhiana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia termasuk negara yang pemulihan ekonominya cukup cepat dan cukup tinggi. Hal itu terlihat dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB) riil tahun 2021, di mana Indonesia telah berada 1,6 persen di atas level prapandemi.

        "Kalau kita lihat di negara-negara G20 dan ASEAN itu hanya sekitar separuhnya yang sudah pulih di atas prapandemi termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (31/8/2022).

        Baca Juga: Ngeri, Sri Mulyani dan Bos BI Kompak Ramal Rupiah Tahun Depan Tembus Rp15.200 per Dolar AS!

        Mengutip dari siaran resminya, bendahara negara tersebut menjelaskan, tren pemulihan ekonomi Indonesia kian membaik dengan pertumbuhan ekonomi berada di atas 5 persen pada tiga kuartal berturut-turut, sementara di banyak negara justru mengalami perlemahan.

        "Kita masih dalam momentum yang menguat. Ini yang menggambarkan bahwa kita cukup dalam posisi yang optimis namun waspadanya tetap tinggi," ujarnya.

        Selanjutnya, ia juga mengatakan tingkat inflasi Indonesia masih relatif moderat di angka 4,9 persen dibandingkan dengan banyak negara-negara lain. Selain itu, stabilitas eksternal Indonesia juga terjaga dengan baik. Hal itu ditandai dengan surplus neraca pembayaran yang ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh mencapai 32 persen.

        "Inilah kenapa ditekankan bahwa seluruh langkah-langkah memperbaiki iklim investasi menjadi sangat penting," papar Sri Mulyani.

        Selain itu, intermediasi perbankan juga menunjukan akselerasi sejalan dengan tren pemulihan, ini ditandai dengan pertumbuhan kredit yang tinggi baik dai sisi investasi, konsumsi, dan modal kerja dengan total mencapai 10,66 persen.

        "Ini situasi sudah menunjukkan adanya normalisasi sebelum terjadinya pandemi," ujarnya.

        Baca Juga: Indonesia Jadi Salah Satu Negara yang Rentan Terhadap Perubahan Iklim, Ini Kata Sri Mulyani!

        Terkait penggunaan instrumen fiskal Indonesia, Menkeu mengatakan bahwa Indonesia mengelola fiskalnya secara prudent dan hati-hati. Hal ini terlihat dari defisit fiskal Indonesia di tahun 2020-2021 sebesar 10,7 persen dengan rasio utang pemerintah 2021 yang relatif rendah di angka 40,7 persen dari GDP dan terus menurun mencapai 37,91 persen pada Juli 2022.

        "Oleh karena itu, Indonesia dari sisi rating terhadap utang mendapatkan upgrade dari Standard and Poor (S&P) dari negatif menjadi Stable. Atau dari rating agency yang lain moody’s, fitch, R&I, dan JCRA kita mendapatkan assessment afirmasi, artinya tidak dilakukan perubahan atau tidak mengalami down grading," terang Menkeu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: