Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Barat Menjerit, Rusia: Krisis Gas Eropa Gara-gara Amerika

        Barat Menjerit, Rusia: Krisis Gas Eropa Gara-gara Amerika Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (6/9/2022) mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memicu krisis pasokan gas Eropa dengan mendorong para pemimpin Eropa menuju langkah "bunuh diri" untuk memotong kerja sama ekonomi dan energi dengan Moskow.

        "Dengar, Anda bertanya kepada saya pertanyaan yang bahkan anak-anak tahu jawabannya: mereka yang memulai ini harus menyelesaikan ini," kata juru bicara Maria Zakharova menjawab pertanyaan apa yang perlu terjadi agar Nord Stream 1 mulai memompa lagi kepada Reuters.

        Baca Juga: Krisis Energi Bikin Eropa Kelimpungan, Erdogan: Eropa Menuai Apa yang Ditaburnya

        Eropa menghadapi krisis pasokan gas terburuk yang pernah ada, dengan harga energi melonjak dan importir Jerman bahkan membahas kemungkinan penjatahan di ekonomi terbesar Uni Eropa setelah Rusia mengurangi aliran gas ke barat.

        Dia mengatakan Amerika Serikat telah lama berusaha untuk memutuskan hubungan energi antara Rusia dan kekuatan besar Eropa seperti Jerman, meskipun Moskow telah menjadi pemasok energi yang dapat diandalkan sejak zaman Soviet.

        "Dominasi Washington menang," kata Zakharova kepada Reuters di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok.

        "Kekuatan politik dibawa ke kekuasaan di Uni Eropa yang memainkan peran 'domba-provokator,'" imbuhnya.

        "Ini benar-benar bunuh diri tetapi tampaknya mereka harus melalui ini," katanya.

        Amerika Serikat dan Uni Eropa menuduh Rusia melakukan pemerasan energi setelah Moskow mengurangi pasokan gas ke pelanggan Eropa. Rusia mengatakan ada masalah teknis dengan stasiun kompresor yang sanksinya tidak dapat diperbaiki.

        Kremlin mengatakan bahwa Barat memicu krisis energi dengan menjatuhkan sanksi paling berat dalam sejarah modern, sebuah langkah yang Presiden Vladimir Putin katakan mirip dengan deklarasi perang ekonomi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: