Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buka Kongres Mujahid Digital, Wapres Minta Optimalkan Media Sosial sebagai Penguat Ukhuwah Islamiyah

        Buka Kongres Mujahid Digital, Wapres Minta Optimalkan Media Sosial sebagai Penguat Ukhuwah Islamiyah Kredit Foto: Humas Wapres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, dengan dinamika interaksi sosial yang berkembang sangat cepat, masyarakat dihadapkan pada tantangan yang makin sulit. Dia menyebut, perkembangan teknologi digital telah menyentuh hampir seluruh sudut kehidupan manusia.

        "Bagi umat Islam, kehadiran media sosial mesti dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah," kata Wapres saat membuka Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI), di Istana Wakil Presiden, pada Jumat (16/09/2022).

        Baca Juga: Wapres: Moratorium Pemekaran Wilayah Masih Berlaku, Kecuali untuk Papua dan Papua Barat

        Kepada para mujahid digital, sebutan bagi para ahli teknologi dan informasi dari komisi Infokom MUI, Wapres berpesan agar 6 platform interaksi digital qurani yang ada dalam Al-Qur'an dapat diteguhkan. "Pertama, Qawlan sadîdá, yaitu perkataan yang benar dan lurus. Artinya, berkata benar dengan menyampaikan fakta yang sebenarnya, tidak mengarang cerita, atau membohongi publik," tegas Wapres.

        Kedua, lanjutnya, adalah Qawlan ma’rûfá, yaitu berkata dengan memilih idiom yang tepat dan mengandung kebaikan. Ketiga, Qawlan balîghá, yaitu perkataan yang berkesan, membekas pada jiwa. "Berkata untuk mengundang simpati dan mendorong yang lain untuk melakukan kebaikan," imbuhnya.

        Platform interaksi digital qurani yang keempat adalah Qawlan karîmá, yaitu perkataan yang mulia; yang kelima, Qawlan maysûrá, yaitu perkataan yang mudah dipahami. "Sebab, ucapan itu, nasihat itu, kayak makanan juga. Kalau bayi makanannya masih bubur, kalau sudah agak besar, makanannya lain. Kalau sudah dewasa, makanannya apa saja dimakan," gurau Wapres.

        Terakhir, platform interaksi berupa Qawlan Layyinâ, yaitu berkata dengan kalimat yang santun, mengajak yang lain dengan kelembutan, kesederhanaan, dan kasih sayang.

        Wapres juga berharap agar para mujahid digital membuat program-program edukasi bagi masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air agar masyarakat makin bijak bermedia sosial dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi.

        "Tentu yang penting juga mengawal isinya karena kita diperintahkan untuk membincangkan hal-hal yang baik saja. Kebaikan itu terdiri dari 2 hal, yaitu isalul manfaat [membawa manfaat] dan juga menangkal ke-mudhorot-an. Selain itu, tidak ada kebaikan," tegas Wapres.

        Baca Juga: Temui Wapres, Sekretaris Eksekutif KPRBN Paparkan Agenda Percepatan Reformasi Birokrasi 2022

        Sebelumnya, Ketua Komisi Infokom MUI, Mabroer M.S, mengungkapkan, istilah "mujahid digital" dipilih dalam rangka mengembalikan pemahaman kata "jihad" ke makna yang seharusnya, bukan dalam arti sempit seperti yang kebanyakan orang ketahui.

        "Ternyata jihad ini sangat akrab di telinga kita, tapi mispersepsi. Maka, kami berusaha agar makna dan penggunaannya benar," ujar Mabroer.

        Kongres Mujahid Digital telah berlangsung dalam beberapa rangkaian acara. Dimulai dengan kick off Kongres Mujahid Digital di Graha Mental Spiritual, Jakarta Pusat, pada Rabu 31 Agustus 2022 yang lalu, dilanjutkan dengan kegiatan halaqoh dengan para youtuber dan influencer muslim.

        "Harapannya, MUI sebagai rumah besar umat Islam bisa menjadi rumah yang nyaman bagi youtuber dan influencer yang selama ini disinyalir menjadi sumber informasi yang agak menyesatkan. Oleh karena itu, MUI melalui [komisi] Infokom memiliki kewajiban moral untuk mengajak mereka kembali. Harapannya, agar Islam wasathiyah yang dikembangkan MUI ini menjadi mainstream," urai Mabroer.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: