Tingkat hash Bitcoin (BTC) telah mengalami lonjakan yang pesat sepanjang Oktober ini yang mencapai 10,8%. Dengan tingkat hash yang terus melonjak setiap harinya ini, maka jaringan BTC pun akan memiliki keamanan yang lebih besar.
Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (10/10/2022), ada tiga alasan teratas yang memengaruhi tingkat hash BTC terus mencapai tingkatan tertinggi baru sepanjang masa, yaitu karena turunnya harga rig penambangan, meningkatnya yuridikasi ramah kripto, dan adanya penggabungan Ethereum (ETH).
Pasar global telah pulih dari kekuarangan chip pada 2022 di mana harga unit pemrosesan grafis (GPU) yang merupakan komponen utama rig penambangan telah turun ke nilai yang wajar.
Baca Juga: Dolar Menguat, Bitcoin dan Emas Tidak Lagi Jadi Pilihan Utama Sebagai Lindung Nilai Inflasi
Di sini, penambang BTC pun memanfaatkan penurunan rig penambangan untuk meningatkan peralatan mereka untuk terus kompetitif di persaingan yang ketat.
Munculnya negara-negara ramah kripto juga turut berkontribusi dalam kenaikan tingkat hash BTC. Akibat dari China memberlakukan larangan menyeluruh pada perdagangan dan penambangan kripto, penambangan BTC menjadi lebih terdesentralisasi di mana negara lain memutuskan untuk menyediakan tempat aman dan ramah kripto di dalam yuridikasi mereka sendiri, seperti Kazakhstan, Kanada, Jerman, dan lainnya.
Saat ini Amerika Serikat telah menjadi kontributor tingkat hash BTC terbesar, dengan Georgia memimpin dengan 30,8%, Texas 11,2%, Kenctucky 10,9%, dan New York 9,8%.
Kemudian adanya penggabungan ETH di mana terjadi transisi mekanisme konsesus dari proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS) yang memaksa penambang ETH menjual atau menggunakan kembali peralatan mereka untuk menambang BTC, hal ini karena ETH tidak lagi mendukung penggunaan GPU untuk operasi penambangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: