Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Kaspersky Beri Tips Kurangi Dampak Negatif Media Sosial

        Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Kaspersky Beri Tips Kurangi Dampak Negatif Media Sosial Kredit Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sosial media sudah menjadi suatu hal yang umum dan hampir di miliki oleh semua kalangan masyarakat yang hidup di era digital saat ini. Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober lalu, kini narasi tentang keterkaitan media sosial dengan kesehatan masyarakat mulai menjadi topik yang terus mendapat perhatian.

        Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial memiliki sisi negatif yang memengaruhi kesehatan mental penggunanya. Mulai dari memunculkan kecemasan, ketakutan akan kehilangan, stres, cyberbullying, atau pun ancaman kesehatan mental lainnya.

        Menanggapi hal ini, seoarang pakar dari perusahaan global cybersecurity Kaspersky membagikan kiat untuk terkait bagaimana teknologi dapat membantu penggunanya dalam mengurangi stress dan melindungi diri mereka sendiri.

        Baca Juga: Gelar Mental Health Journey, Lokita Wadahi Sesi Konsultasi Gratis

        Yang pertama adalah dengan melakukan batasan dalam berbagi secara berlebihan. Hal ini karena berbagi secara berlebihan di media sosial dapat membuat pengguna lebih rentan terhadap kritik dari orang lain yang dapat memperburuk kecemasan. Dengan tidak berbagi secara berlebihan juga turut dalam melindungi data pribadi dari orang asing, sehingga pengguna akan menjadi lebih aman untuk tidak memberikan kesempatan kepada penipu untuk menggunakan informasi pribadi mereka.

        Langkah yang kedua dapat dilakukan dengan mempelajari cara menghadapi komentar ekstrem, di mana situasi seperti ini akan menjadi lebih sulit jika target atau korbannya adalah anak-anak. Troll atau agresor biasanya melakukan komentar buruk dan menyakitkan dengan tujuan mencari reaksi dan menyakiti serta memprovokasi, oleh karenanya penting untuk belajar bagaimana caranya membuang perhatian dari hal-hal semacam itu.

        Cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan anak mengabaikan postingan troll, menghapus komentar negatif, atau melaporkan penghinaan, dan juga merupakan ide yang baik untuk menonaktifkan komentar. Di sisi lain, bantuan dapat idiberikan defan istirahat sejenak dan detoks digital dengan menjauhkan diri dari segala bentuk aktivitas jejaring sosial dan bersantai serta fokus pada diri senditi.

        Kaspersky juga telah meluncurkan sebuah ruang digital bernama CyberSpa yang dapat dimanfaatkan bagi pengguna untuk membantu dalam mengalihkan perhatian dari kekhawatiran dan mengambil napas yang menenangkan saat pengguna perlu fokus pada dirinya sendiri.

        Langkah selanjutnya adalah dengan menjadikan akun sosial pribadi (private) untuk mengurangi risiko bertemu dengan pembenci atau berbagi informasi sensitif, pertahanan yang baik adalah dengan meningkatkan tingkat privasi akun.

        Beberapa media sosial juga memiliki pengaturan privasi yang berbeda, antara lain:

        1. Facebook

        • Facebook memiliki Pusat Bantuan khusus yang akan membantu menyesuaikan pengaturan privasi untuk akun.
        • Facebook menawarkan pilihan alat untuk melawan cyberbullying. Misalnya, perusahaan telah mengembangkan Pusat Anti-Bullying terpisah untuk Remaja.
        • Pengguna dapat melacak siapa yang menandai mereka di konten mereka. Ini dapat dilakukan di pengaturan Chronicle & Tag.
        • Pilihan yang bagus adalah memerika konten yang sudah diterbitkan dengan tag pengguna, dan jika perlu pengguna dapat menghapur diri sendiri dari konten yang tidak ingin dikaitkan dengan menggunakan "Log Aktivitas".

        2. Instagram

        • Pengguna dapat menggunakan alat pembatasan untuk melindungi akun mereka tanpa memberitahu pengunjung yang tidak diinginkan.
        • Perubahan pengaturan privasi memungkinkan pengguna memilih siapa saja yang dapat menonton dan mengomentasi konten pengguna.
        • Pengguna dapat memoderasi komentar di bawah postingannya.
        • Instagram dapat melacak konten yang diposting oleh pengguna. Jika platform melihat kemungkinan pelanggaran, itu akan memberi tahu pengguna bahwa mereka akan mempublikasikan informasi yang melintasi batas.

        3. Twitter

        • Twitter memiliki Online Bullying hel center sendiri untuk bantuan dan saran.
        • Perluasan filter notifikasi memungkinkan pengguna untuk memfilter akun tempat mereka menerima notifikasi. Misalnya mereka mungkin tidak menerima pemberitahuan dari pengguna tanpa gambar profil.
        • Salah satu langkah efektif lain yang bisa dilakukan adalah opsi untuk memblokir pengguna. Ini mencegah akun yang diblokir untuk memposting, melihat tweet, dan membaca feed pengguna.
        • Pusat Bantuan Twitter Khusus akan memberi pengguna semua alat yang dierlukan untuk melindungi data pribadi dan tweet.

        4. Tiktok

        • Tiktok telah menghasilkan panduan yang membantu mengidentifikasi perilaku bullying dan mengambil tindakan terhadap hal tersebut.
        • Mengonfigurasi pengaturan privasi video pada akun pribadi, memungkinkan pengguna memilih siapa yang dapat melihat setiap video dan membatasi unggahan video tersebut.
        • Filter komentar yang tidak diinginkan memungkinkan untuk membuat daftar kata kunci yang tidak diinginkan akan diblokir dalam komentar di video atau selama siaran langsung untuk melindungi pengguna dari intimidasi.
        • Filter pengguna memungkinkan pengguna memilih siapa yang dapat menambahkan Duet ke video pengguna.
        • Pengaturan keluarga membuat pengguna tetap aman dan mendukung mereka dalam upaya kreatif mereka tanpa melanggar batasan pribadi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: