Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketua MUI Turut Kritik Komisaris Pelni Dede Budhyarto: Gini Orang yang Nafsuan Politik

        Ketua MUI Turut Kritik Komisaris Pelni Dede Budhyarto: Gini Orang yang Nafsuan Politik Kredit Foto: Instagram/Cholil Nafis
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis turut merespons adanya dugaan penistaan agama yang dilakukan Dede Budhyarto. Dede diduga melakukan penistaan agama dengan memelesetkan kata khilafah menjadi khilafuck.

        Cholil Nafis menyebut Komisaris BUMN PT Pelni tersebut sebagai orang yang terlalu bernafsu dengan politik.

        Baca Juga: Gak Terima Dede Budhyarto Plesetkan Khilafah, Kader Demokrat Mau Buat Laporan, Habib Beri Peringatan

        "Yang gini orang yang nafsuan politik," cetus Cholil Nafis, Selasa (25/10/2022).

        Dosen di dua kampus besar di Indonesia, yakni UIN Syarif Hidayatullah dan Universitas Indonesia ini menuturkan, untuk mendulang dukungan, politik mestinya secara wajar saja.

        "Politik itu ya bertanding aja secara wajar dan bagaiman bisa mendapat pendukung," ujarnya.

        "Semua orang punya mau dan keinginan asal tak melanggar hukum dan kesopanan yang tanding secara fair aja," tambahnya.

        Cuitan Cholil Nafis ini pun ditanggapi warganet, di antara mereka rerata turut menyentil Dede Budhyarto sebagai Komisaris Pelni.

        "2024 masih beberapa tahun tapi pertarungannya sudah dimulai. Dan anehnya dilakukan pejabat bumn. Gimana bumn mau untung jika pejabatnya sibuk main twiter @erickthohir @mohmahfudmd @msaid_didu @RamliRizal," ucap pengguna Twitter d2balitour.

        Baca Juga: Santai Tanggapi Ancaman Politikus Demokrat, Dede Budhyarto: Dikit-dikit Penistaan, Urus Aja Partaimu yang Hampir Nyungsep

        Diberitakan sebelumnya, Komisaris Pelni Dede Budhyarto melalui akun Twitternya menyinggung kelompok yang ia sebut gemar "mengkafir-kafirkan". Cuitan yang diunggah Dede pada (23/10) itu, menyusul pernyataan Jokowi yang mengatakan memilih capres agar tidak sembrono.

        "Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih Capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: